Jakarta|EGINDO.co Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, bersama Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, menegaskan komitmen kuat untuk memerangi kejahatan siber yang meresahkan masyarakat. Dalam pertemuan strategis di Jakarta pada Kamis (6/3), keduanya sepakat untuk memperkuat sinergi dalam menangani kasus base transceiver station (BTS) palsu dan praktik judi online ilegal.
“Keamanan ruang digital adalah prioritas utama. Tidak ada tempat bagi pelaku kejahatan siber yang mengancam ketertiban publik,” tegas Meutya dalam siaran pers Kementerian Komunikasi dan Digital, Senin (10/3).
Ia menyoroti pentingnya kolaborasi erat antara pemerintah dan aparat penegak hukum untuk menciptakan ekosistem digital yang aman, terpercaya, dan nyaman bagi seluruh masyarakat. Menurutnya, langkah ini menjadi kunci dalam menjaga stabilitas di era digital yang semakin kompleks.
Sementara itu, Kapolri Listyo Sigit Prabowo menyatakan bahwa kerja sama antara kepolisian dan Kementerian Komunikasi dan Digital mencakup peningkatan kapasitas personel serta dukungan teknologi canggih untuk mendeteksi dan menindak pelaku kejahatan siber. “Kami akan terus meningkatkan kemampuan tim kami agar lebih responsif dan efektif dalam menangani ancaman di dunia maya,” ujar Listyo.
Salah satu fokus utama operasi ini adalah penggunaan perangkat BTS palsu oleh pelaku kejahatan. Modus operandi mereka melibatkan pemancaran sinyal seolah-olah berasal dari BTS operator resmi. Melalui cara ini, para pelaku mengirimkan pesan singkat (SMS) massal berisi tawaran hadiah palsu atau permintaan data pribadi korban. Tak hanya itu, maraknya praktik judi online juga menjadi sorotan karena dampak negatifnya terhadap masyarakat.
Kementerian Komunikasi dan Digital mencatat lonjakan laporan dari masyarakat terkait SMS penipuan yang menggunakan frekuensi radio ilegal. Para pelaku memanfaatkan celah teknologi untuk menyebarkan pesan-pesan tersebut secara masif, sehingga menimbulkan kerugian finansial dan psikologis bagi banyak korban.
Meutya menambahkan, “Dengan menggunakan perangkat BTS palsu, pelaku tidak hanya mencuri data pribadi, tetapi juga merusak kepercayaan masyarakat terhadap layanan telekomunikasi resmi. Ini adalah ancaman serius yang harus segera ditangani.”
Operasi gabungan ini diharapkan dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat sekaligus menjadi peringatan keras bagi pelaku kejahatan siber. Kolaborasi lintas sektor ini juga menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menjaga keamanan digital sebagai bagian integral dari pembangunan nasional.
Apakah Anda pernah menerima SMS mencurigakan? Jika ya, jangan ragu untuk melaporkannya ke pihak berwenang. Bersama-sama, kita bisa membangun ruang digital yang lebih aman!
Sumber : Antara / berbagai sumber