Jakarta | EGINDO.co – Sinarmas Agribusiness and Food berhasil melakukan penilaian terhadap 72 Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Hal itu dikatakan Head of Traceable and Transparent Production Sinarmas Agribusiness and Food Wahyu Wigati Wijayanti pada diskusi panel “Menuju Industri Sawit yang Berkelanjutan melalui Transformasi Rantai Pasok” Rabu (15/12/2021) lalu.
Kata Wahyu, berkat SMART Reach, pihaknya berhasil melakukan penilaian terhadap sekitar 72 PKS pada periode Maret 2020 hingga Oktober 2021. Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat jika dibandingkan total kunjungan langsung ke lapangan pada periode yang sama pada tahun lalu.
Wahyu menjelaskan bahwa kemamputelusuran juga merupakan pendorong komersial yang kuat. Pasalnya, pelanggan semakin cerdas dan ingin mengetahui asal bahan baku untuk barang yang akan mereka produksi. Untuk mengamankan volume yang dapat ditelusuri, pelanggan bahkan bersedia membayar harga kompetitif, berkomitmen untuk melakukan pembelian berskala besar atau membuat kontrak kerja sama jangka panjang.
Oleh sebab itu katanya dibutuhkan kolaborasi antara pelanggan, pemasok, dan pemangku kepentingan untuk mencapai industri minyak kelapa sawit berkelanjutan secara keseluruhan.
Sementara itu salah satu pemasok pihak ketiga Sinarmas Agribusiness and Food, yakni PT Sugih Riesta Jaya, menilai bahwa penerapan kemamputelusuran melalui pemetaan rantai pasok akan memberikan dampak jangka panjang bagi industri kelapa sawit. “Kami akan memenuhi permintaan konsumen akan kemamputelusuran produk sekaligus berpartisipasi dalam menciptakan industri sawit yang berkelanjutan,” kata Sustainability Manager PT Sugih Riesta Jaya Sulianto.
Katanya, upaya tersebut dilakukan PT Sugih Riesta Jaya dengan mendukung petani dalam penerapan praktik pertanian yang lebih baik. Untuk diketahui, lebih dari 40 persen perkebunan kelapa sawit di Indonesia dikelola oleh sekitar dua juta petani swadaya, termasuk petani yang bekerja sama dengan PT Sugih Riesta Jaya.
Pencapaian Sinarmas Agribusiness and Food dalam aspek kemamputelusuran turut mendapatkan apresiasi dari CDP, yakni organisasi nirlaba yang mengukur kinerja pengelolaan dampak lingkungan. “Dalam tiga tahun, Sinarmas Agribusiness and Food memperoleh nilai tingkat leadership dalam program hutan CDP. Hal ini merefleksikan posisi kepemimpinan perusahaan dalam sektor minyak sawit,” kata Senior Manager Forest CDP Rini Setiawati.
Menurut Rini, dengan melaporkan praktik pengelolaan risiko lingkungan melalui platform CDP, perusahaan dapat mengidentifikasi, mengukur, mengelola, serta mengomunikasikan tindakan mereka untuk menerapkan prinsip keberlanjutan. Pada akhirnya, industri kelapa sawit dapat menjadi pemimpin dalam mengatasi isu-isu perubahan iklim, mengelola risiko hilangnya hutan, dan memastikan keamanan pasokan air.@
Bs/TimEGINDO.co