Jakarta | EGINDO.co – Sinar Mas Agribusiness and Food adalah perusahaan kelapa sawit pertama yang menerapkan Kebijakan Konservasi Hutan (KKH) atau Forest Conservation Policy (FCP) dan telah meningkatkan praktik berkelanjutan Sinar Mas Agribusiness and Food.
EGINDO.co mengutip yang dilansir dari laman resmi Sinar Mas Agribusiness and Food disebutkan perkebunan kelapa sawit memanfaatkan setiap bagian tanaman, termasuk semua limbah yang dihasilkan dari pengolahan tandan buah segar menjadi minyak sawit mentah atau CPO. Perusahaan memanfaatkan biomassa ini dan mengembalikannya ke lahan sebagai pupuk.
Tindakan itu memberikan berbagai manfaat bagi lingkungan, meningkatkan kadar karbon tanah dari waktu ke waktu dan memperbaiki tekstur tanah, kelembapan, dan keanekaragaman hayati. Langkah ini serupa dengan apa yang digambarkan beberapa ilmuwan sebagai pertanian regeneratif.
Selain itu, Sinar Mas Agribusiness and Food melindungi setidaknya 79.900 hektar area dengan Nilai Konservasi Tinggi (HCV) dan hutan Stok Karbon Tinggi (HCS) di bawah Kebijakan Konservasi Hutan Sinar Mas Agribusiness and Food. Lebih dari 1.100 hektar lahan juga telah ditanami sebagai bagian dari proyek rehabilitasi ekosistem gambut.
Melalui Kebijakan Sosial dan Lingkungan GAR (KSLG), Sinar Mas Agribusiness and Food mewajibkan pemasok untuk mematuhi komitmen pengelolaan lingkungan, sosial dan masyarakat, hubungan industrial, serta rantai pasok. Pengalaman dalam menerapkan komitmen dalam operasi Sinar Mas Agribusiness and Food sendiri memungkinkan berbagi pemahaman dengan para pemasok untuk membantu mereka menerapkan praktik serupa dalam operasi.
Sinar Mas Agribusiness and Food bergabung dengan 13 perusahaan agribisnis lainnya untuk mendukung Agriculture Sector Roandmap menuju 1,5 derajat Celsius, sebuah inisiatif lintas industri yang terdiri dari produsen kelapa sawit, kedelai, dan ternak yang menyusun rencana bersama untuk mengurangi emisi terkait dengan perubahan penggunaan lahan.
Dalam roadmap tersebut, terdapat tiga pilar kegiatan, yaitu mempercepat aksi rantai pasok untuk mengurangi emisi dari perubahan penggunaan lahan, mendorong transformasi lanskap penghasil komoditas, dan mendukung transformasi sektor yang positif bagi hutan.
“Kami adalah salah satu produsen dan penjual minyak kelapa sawit terbesar, jadi kami memiliki dampak langsung yang signifikan terhadap rantai pasok global,” kata Dr. Götz sebagaimana dilansir dalam laman resmi Sinar Mas Agribusiness and Food.
Dikatakannya, perlu adanya penyesuaian sisi produksi jika perusahaan ingin menjadi produsen pangan yang cerdas iklim. Dari perspektif cerdas iklim, sangat penting untuk mengantisipasi adaptasi. Suka atau tidak suka, perubahan iklim akan datang.@
Sma/fd/timEGINDO.co