Jakarta | EGINDO.com – Kini maraknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di Indonesia dan ketika maraknya PHK, Indonesia harus menyiapkan 3-4 juta pekerjaan baru. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, pemerintah telah menyadari bahwa PHK ini perlu menjadi perhatian lebih, sebab terdapat kenaikan jumlah PHK. Meski demikian, pemerintah juga harus menyiapkan jutaan pekerjaan baru tiap tahunnya.
Kata Shinta Widjaja dalam konferensi persnya di Jakarta, Selasa (13/5/2025) kemarin mengatakan Indonesia mesti menyadari bahwa diluar dari pada PHK, Indonesia juga harus menyiapkan 3-4 juta pekerjaan baru setiap tahunnya. “Jadi walaupun sudah ada pekerjaan baru dari investasi yang masuk, ini tidak bisa memadai dengan kondisi yang ada,” katanya.
Shinta menekankan bahwa pemerintah harus memperbaiki keadaan lapangan kerja di tanah air, di mana revitalisasi sektor padat karya menjadi salah satu hal krusial saat ini. Mengapa perlu revitalisasi padat karya, karena PHK menjadi satu perhatian yang sangat mengkhawatirkan buat Indonesia.
Dipaparkan Shinta bahwa dalam periode 1 Januari hingga 10 Maret 2025 terdapat 73.992 peserta keluar dari kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan karena PHK, dan 40.683 di antaranya telah mencairkan dana Jaminan Hari Tua (JHT). Selain itu, hasil survei Apindo yang dilakukan terhadap 350 perusahaan anggota pada 17-21 Maret 2025 mencatat bahwa faktor utama terjadinya PHK antara lain penurunan permintaan (69,4%), kenaikan biaya produksi (43,3%).
Kemudian juga disebabkan karena perubahan regulasi ketenagakerjaan terutama terkait upah minimum (33,2%), tekanan dari produk impor (21,4%) serta dampak dari adopsi teknologi dan otomatisasi (20,9%). “Untuk itu pemerintah menyadari bahwa PHK perlu menjadi perhatian lebih, sebab terdapat kenaikan jumlah PHK,” katanya menegaskan.@
Bs/timEGINDO.com