Shein Hadapi Aturan Ketat Online UE Karena Pengguna Melonjak

Perusahaan Mode SHEIN
Perusahaan Mode SHEIN

Brussels | EGINDO.co – Perusahaan mode cepat saji yang didirikan di Tiongkok, Shein, akan menghadapi aturan konten online Uni Eropa yang lebih ketat setelah melaporkan sejumlah besar pengguna, bergabung dengan grup perusahaan yang mencakup Meta Platforms, Google milik Alphabet, X milik Elon Musk, dan TikTok.

Aturan baru ini, yang dikenal sebagai Digital Services Act (DSA), mengklasifikasikan perusahaan dengan lebih dari 45 juta pengguna sebagai platform online yang sangat besar (VLOP) dan mengharuskan mereka berbuat lebih banyak untuk memerangi konten ilegal dan berbahaya serta produk palsu di platform mereka. .

Shein, yang mengincar penawaran umum perdana di AS, meluncurkan pasarnya di UE pada Agustus tahun lalu.

Baca Juga :  Diplomat Top AS, Rusia Pertama Bicara Sejak Perang Ukraina

“Kami menghitung bahwa mulai 1 Agustus 2023 hingga 31 Januari 2024, SHEIN memiliki rata-rata 108 juta pengguna aktif bulanan di seluruh negara anggota UE,” kata perusahaan itu di situsnya.

Komisi Eropa mengatakan pihaknya mengetahui jumlah pengguna Shein.

“(Kami) sedang menghubungi platform tersebut mengingat kemungkinan penunjukannya di masa depan. Prosedurnya sedang berjalan tetapi jadwalnya belum dapat ditentukan,” kata juru bicara Komisi.

Shein tidak segera menanggapi permintaan komentar.

DSA berlaku untuk semua platform online sejak 17 Februari.

Enam belas perusahaan teknologi, termasuk Amazon.com, Apple, Alibaba, Microsoft dan tiga situs pornografi, saat ini tunduk pada DSA, dan blok tersebut meminta informasi kepada beberapa perusahaan mengenai langkah-langkah yang telah mereka ambil untuk melawan konten dan barang ilegal yang dijual secara online.

Baca Juga :  APP Sinarmas Komit Penuhi Prinsip Bisnis Berkelanjutan

UE sudah menyelidiki perusahaan media sosial X dan TikTok milik ByteDance. Pelanggaran dapat mengakibatkan denda sebesar 6 persen dari omzet perusahaan secara global.

Tindakan keras ini bisa menjadi kemunduran lain bagi IPO Shein, karena perusahaan tersebut sedang mencari persetujuan Beijing untuk melakukan IPO dalam sebuah perusahaan yang kemungkinan akan menghadapi pengawasan ketat dari regulator AS.

Bloomberg adalah orang pertama yang melaporkan bahwa Shein ditetapkan berada di bawah aturan DSA.

Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top