Setiap 1000Ha Sawit Akan Dibangun Pabrik Minyak Makan Merah

Menteri BUMN, Erick Thohir meresmikan Pabrik Minyak Makan Merah PTPN di Pagar Merbau, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara
Menteri BUMN, Erick Thohir meresmikan Pabrik Minyak Makan Merah PTPN di Pagar Merbau, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara

Medan | EGINDO.co – Pabrik minyak makan merah dibangun di setiap 1.000 hektare lahan sawit. Nantinya, pendanaan untuk pembangunan pabrik itu berasal dari kolaborasi kementerian koperasi dan pengusaha besar.

“Kita ingin beri terobosan, kalau bisa per 1.000 hektare lahan sawit, masyarakat punya pabrik sendiri sendiri,” kata Menteri BUMN Erick Thohir saat meresmikan Pabrik Minyak Makan Merah PTPN di Pagar Merbau, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat lalu.

Katanya dengan keberadaan pabrik minyak makan merah ini, maka ke depan tidak boleh terjadi lagi kelangkaan minyak goreng. “Karena itu sekarang kita uji coba di tiga lokasi 1.000 hektare, satu pabrik bersama koperasi dan BUMN. Saya sudah minta BUMN harus pastikan harus ada pendampingan, katanya.

Baca Juga :  Pakar: Kenaikkan Kasus Covid-19 Di Indonesia Masih Tinggi

Menurut Erick, keberadaan pabrik minyak makan merah ini dibuat agar BUMN bisa mengintervensi perekonomian khususnya dalam kelangkaan minyak goreng. “Untuk itu terobosan per 1.000 hektare ada pabrik minyak makan merah ini lahir. Lalu pendanaannya berkolaborasi dari kementerian koperasi dan pengusaha-pengusaha besar. Keuntungannya diambil untuk mendorong ekonomi rakyat. Kami dari BUMN bantu KUR dan bantu juga modal kerjanya,” katanya menjelaskan.

Dalam kesempatan itu, Kepala Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, Dr. Ir. H. Muhammad Edwin Lubis, SH, M.AgrSc mengatakan, minyak makan merah merupakan inovasi minyak sawit yang berpotensi digunakan sebagai pangan fungsional. Pihaknya menggunakan teknologi sederhana untuk mempertahankan nutrisi.

“Tidak hanya untuk menggoreng, bisa juga untuk suplemen karena kandungan vitamin A dan E lebih tinggi dibanding minyak goreng yang beredar di pasaran. Kami mengutamakan nutrisi dalam pengolahannya,” kata Edwin menjelaskan.

Baca Juga :  Akses Sekitar Stasiun MRT & LRT Perlu Diperhatikan

Ditegaskannya, minyak makan merah juga mengandung lebih tinggi fitonutrien dalam bentuk vitamin E dan karoten. Selain itu juga komposisi asam lemak jenuh lebih rendah dibandingkan virgin palm oil (VPO) dan juga menghindarkan generasi dari stunting.

Dirut PTPN 3 Holding Abdul Ghani menjelaskan, pengolahan minyak makan merah menguntungkan petani. Mesinnya bisa dibangun di dekat Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Kebutuhan CPO didapat dari PKS, sehinga bisa memproduksi minyak goreng di sekitar pabrik.

“Menguntungkan petani, apalagi kalau harga sawit jatuh. Bisa diolah sendiri menjadi minyak goreng. Kalau sudah ada di masyarakat, minyak goreng tidak mahal lagi,” kata Ghani.

Sementara itu, Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagub Sumut) Musa Rajekshah mengharapkan agar pabrik yang sama bisa dibuat juga di beberapa daerah lainnya di Sumut mengingat perkebunan di Sumut cukup banyak.

Baca Juga :  RSD Wisma Atlet: Sebanyak 69.612 Pasien Covid-19 Sembuh

“Tadi saya sempat berbincang bahwa ternyata harga minyak makan merah ini lebih murah. Beda sekitar Rp2.000 dengan harga minyak curah pada umumnya. Dan ini lebih sehat juga,” katanya.

Katanya Pemerintah Provinsi Sumut, berterima kasih dengan pemerintah pusat khususnya Kementerian BUMN yang sudah meresmikan pabrik minyak makan merah ini pertama di Sumatera utara.@

Rel/fd/timEGINDO.co

Bagikan :