Jakarta | EGINDO.co – Selama satu pekan, Asia Pulp & Paper (APP) Sinarmas berpartisipasi dalam COP26 bersama para pemangku kepentingan lainnya. APP Sinarmas berbagi pengalaman tentang bagaimana menjawab tantangan perubahan iklim.
APP Sinarmas mengangkat tentang kepemimpinan perempuan sebagai salah satu kunci kesejahteraan masyarakat. Partisipasi perempuan di seluruh level merupakan poin penting yang juga tercantum dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) nomor 5.
Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu kerja sama lintas sektor baik dari pemerintah, swasta, serta partisipasi masyarakat. Pembahasan itu termasuk ke dalam agenda Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Conference of the Parties (COP) 26, pada sesi ‘Diskusi Negosiasi Gender dan Praktik Baik Pengarustamaan Gender dalam Kelola Hutan dan Lingkungan’.
Dalam sesi itu hadir para pembicara perempuan yang berbagi pengalamannya memberdayakan para perempuan lain di daerahnya masing-masing melalui sejumlah program binaan. Salah satu pembicara dalam sesi tersebut adalah Sofiatun yang merupakan anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Sumber Sari, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Desa Sumber Sari merupakan binaan program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) perusahaan pemasok APP Sinarmas, PT Surya Hutani Jaya. Bersama anggota lainnya memproduksi produk makanan kemasan berupa kerupuk ikan lele yang bahan bakunya berasal dari para peternak asal Desa Sumber Sari.
Hasil produksi tersebut kemudian dipasarkan dan bermanfaat juga sebagai penghasilan tambahan rumah tangga masing-masing anggota. “Program binaan tersebut bermanfaat sekali selain menambah wawasan kita bagaimana mengelola hutan berkelanjutan, bisa juga meningkatkan ekonomi rumah tangga. Jadi, kita para ibu-ibu ini juga bangga menjadi seorang perempuan dan tidak terlalu tergantung pada penghasilan bapak (suami) saja,” kata Sofiatun.
Sebagai anggota binaan program DMPA, para ibu rumah tangga ini juga berperan sebagai pengajak agar para petani membuka lahan tanpa sistem bakar.
Pemberdayaan ibu rumah tangga juga membuktikan adanya potensi kepemimpinan perempuan di level masyarakat yang kuat dan efektif dan mendukung prinsip kehidupan berkelanjutan.
“Saya sangat terharu dengan pencapaian yang ada, dimana ibu-ibu ini berkegiatan untuk mencegah kebakaran hutan. Ibu Sofiatun dan kelompoknya ini mampu berkolaborasi dengan sektor privat dan membawa manfaat untuk kesejahteraan yang lebih baik,” kata Hening Parlan selaku Manager Stakeholder Engagement Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) saat menutup diskusi.@
App/TimEGINDO.co