Separatis Moldova Hentikan Pasokan Gas Usai Kesepakatan Ukraina Berakhir

Kesepakatan Pasokan Gas ke Ukraina berakhir
Kesepakatan Pasokan Gas ke Ukraina berakhir

Chisinau | EGINDO.co – Pihak berwenang di wilayah separatis Transdniestria di Moldova pada hari Minggu (29 Desember) memutus pasokan gas ke beberapa lembaga negara karena kesepakatan yang mengizinkan gas Rusia untuk transit melalui Ukraina berakhir pada akhir tahun.

Pemutusan tersebut diberlakukan dua hari sebelum kesepakatan transit berakhir, menyusul penolakan Ukraina untuk memperpanjangnya di masa perang. Hal ini telah memicu kekhawatiran akan pemadaman listrik massal Tahun Baru di Moldova, negara bekas Soviet antara Ukraina dan Rumania.

Perusahaan yang mendistribusikan gas di wilayah separatis pro-Rusia, Tiraspoltransgaz, mengatakan 12 lembaga negara diputus di sekitar kota Dubasari dan Bender, di perbatasan dengan wilayah yang dikuasai pemerintah Moldova.

Termasuk empat lembaga pendidikan dan fasilitas medis serta kantor polisi dan kantor kejaksaan.

Baca Juga :  AS Peringatkan Konsekuensi Bencana Jika Rusia Gunakan Nuklir

Pemangkasan itu diberlakukan sehari setelah raksasa energi Rusia Gazprom mengatakan akan menangguhkan ekspor gas ke Moldova mulai pukul 05.00 GMT pada tanggal 1 Januari karena utang Moldova yang belum dibayar.

Moldova membantah tuduhan tunggakan pengiriman gas sebelumnya dan menuduh Rusia mengganggu stabilitas negara.

Rusia memasok Moldova sekitar 2 miliar meter kubik gas per tahun, yang telah disalurkan melalui Ukraina ke separatis pro-Rusia Transdniestria, tempat pembangkit listrik tenaga termal menghasilkan listrik murah yang dijual ke wilayah Moldova yang dikuasai pemerintah.

“Tujuan sebenarnya Kremlin di sini adalah untuk mengganggu stabilitas Moldova dan menjerumuskannya ke dalam kekacauan,” kata mantan Menteri Energi Victor Parlicov kepada Radio Moldova. Parlicov dipecat karena gagal mengatasi krisis energi setelah bertemu dengan pimpinan Gazprom bulan lalu.

Baca Juga :  Ukraina Peringatkan Eropa Harus Berhenti Mengandalkan Rusia

Moskow membantah semua tuduhan tersebut.

Baik Moldova yang dikuasai pemerintah maupun Transdniestria telah memberlakukan keadaan darurat ekonomi, termasuk langkah-langkah untuk mengurangi konsumsi listrik pada jam-jam sibuk.

Parlicov menepis klaim Gazprom bahwa Moldova telah mengakumulasi tunggakan sebesar US$709 juta, dengan mengatakan bahwa sejak 2022 semua gas yang dikirim ke Moldova telah diarahkan langsung ke Transdniestria yang merupakan negara separatis. Sejak saat itu, negara tersebut telah mendiversifikasi sumbernya dan mengamankan pasokan gas dari Rumania dan negara-negara lain.

Moldova mengatakan audit internasional atas transaksinya dengan Gazprom menyebutkan tunggakan pembayaran sebesar US$8,6 juta.

Perdana Menteri Moldova Dorin Recean telah mengecam keputusan Gazprom menjelang penghentian total ekspor gas Rusia melalui Ukraina, yang juga ditujukan untuk Slowakia, Austria, Hongaria, dan Italia.

Baca Juga :  Sejumlah Harga Kebutuhan Pangan Masyarakat Bergerak Naik Jelang Idulfitri

Moldova telah mendesak Gazprom untuk mempertimbangkan rute lain untuk memasok negara tersebut, khususnya melalui jaringan pipa Turkstream di Turki dan dari sana melalui Bulgaria dan Rumania.

Perdana Menteri Slowakia Robert Fico, yang bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin minggu lalu, telah mengkritik Ukraina karena menolak untuk memperpanjang kesepakatan tersebut.

Menteri luar negerinya, Juraj Blanar, pada hari Minggu menolak saran Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bahwa Fico membuka “front energi kedua” melawan Kyiv.

Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top