Selamat Hari Raya Idul Fitri, Selamat Kembali Kepada Fitrah Manusia

Idul
Idul fitri

Oleh: Fadmin Malau

Hari Raya Idul Fitri, kembali kepada fitrah manusia. Hari raya Idul Fitri, 1 Syawal 1445 Hijriah atau pada 10 April 2024 hari ini, umat Islam diseluruh dunia beridul Fitri, manusia kembali kepada fitrahnya. Satu Syawal ditandai sebagai Hari Raya Idul Fitri. Makna Idul Fitri kembali kepada fitrah manusia sesungguhnya. Apa itu fitrah, apa makna fitrah? Makna fitrah ada tiga keadaan dimana manusia berada. Pertama, ketika manusia berada di alam ruh. Kedua, ketika manusia baru lahir, sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad Saw yang mengatakan bahwa setiap manusia itu lahir dalam keadaan fitrah. Ketiga, ketika saat manusia berikrar syahadah menyatakan ke-Islaman-nya.

Hal ini sesuai dengan Firman Allah dalam Alqur’an surah Ar-Ruum ayat 30 yang prinsipnya manusia harus selalu menghadapkan wajahnya, menghambakan dirinya kepada Allah Swt sebagaimana umat Islam dalam menjalankan ajaran Agama Islam.

Makna ketiga dari fitrah adalah Surah Ar-Ruum ayat 30 yakni melaksanakan ibadah puasa agar manusia itu menjadi manusia bertaqwa. Setelah melaksanakan ibadah puasa selama Bulan Ramadan maka manusia itu kembali kepada fitrah manusia. Ketika usai melaksanakan ibadah puasa maka masuk bulan Syawal yakni 1 Syawal adalah ber-Idul Fitri.

Baca Juga :  Putri Runduk Cikal Bakal Kesenian Pesisir Sibolga

Definisi Idul Fitri kembali kepada fitrah manusia dan definisi Id (Hari Raya) maka dapat diartikan Id itu dinamakan demikian karena setiap tahun terulang dengan kebahagiaan yang baru. Ibnu Taimiyyah berkata: “Id adalah sebutan untuk sesuatu yang selalu terulang berupa perkumpulan yang bersifat massal, baik tahunan, mingguan atau bulanan.”

Riwayat dari Anas bin Malik ia berkata: Rasulullah datang ke Madinah dalam keadaan orang-orang Madinah mempunyai 2 hari (raya) yang mereka bermain-main padanya. Rasulullah Muhammad Saw berkata: “Apa (yang kalian lakukan) dengan 2 hari itu?” Mereka menjawab: “Kami bermain-main padanya waktu kami masih jahiliyyah.”

Kemudian Rasulullah Muhammad Saw bersabda yang artinya, “Sesungguhnya Allah telah menggantikannya untuk kalian dengan yang lebih baik dari keduanya, yaitu Idul Adha dan Idul Fitri.” (HR. Abu Dawud dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani).

Idul Fitri kemenangan bagi orang yang kembali kepada fitrah sebenarnya. Orang yang telah melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh, menegakkan malam-malam Ramadan dengan amalan salat, berzikir, berzakat, menyantuni anak yatim piatu dan fakir miskin. Mereka yang beramal shaleh, melaksanakan ibadah puasa mendapatkan keridhoan Allah Swt adalah golongan orang yang berhak beridul fitri. Sebaliknya bagi mereka yang tidak melakukan amal shaleh maka tidak berhak beridul fitri.

Baca Juga :  Hari Ini, Hari Museum, Apa Itu Museum

Dari penjelasan ini maka sesungguhnya berhari Raya Idul Fitri itu tidak untuk semua umat Islam, tetapi hanya bagi umat Islam yang beriman. Bila demikian maka sesungguhnya beridul Fitri itu tidak hanya menyiapkan makanan yang lezat dalam jumlah banyak, tidak hanya membeli baju baru karena yang dibutuhkan baju yang bersih. Bila demikian maka beridul Fitri tidak harus mudik karena bersilaturahim dengan para saudara bisa dilakukan kapan saja.

Sesungguhnya beridul Fitri tidak membutuhkan biaya besar karena yang dibutuhkan kembali kepada fitrah manusia itu sendiri. Sesungguhnya kembali kepada fitrah lewat amal saleh selama bulan puasa Ramadan bermakna dalam kesucian hati orang-orang beriman. Buah dari puasa sebulan Ramadan adalah ingin kembali kepada fitrah yakni manusia taqwa.

Fakta dalam kehidupan umat Islam sekarang ini ketika seminggu lagi berakhir bulan Ramadan aktivitas umat Islam sibuk menyiapkan kue-kue dan menu makanan yang serba lezat. Pusat pasar ramai dikunjungi ingin membeli baju baru dipakai saat Hari Raya Idul Fitri. Terminal angkutan umum padat didatangi untuk mudik ke kampung halaman. Hal ini rutinitas dilakukan dari tahun ke tahun.

Baca Juga :  Partangiangan Bolon Dan Pelantikan DPC Silauraja Samosir

Sesungguhnya bukan itu esensi Hari Raya Idul Fitri dan orang yang berhak Beridul Fitri bukanlah orang yang demikian karena golongan orang yang berhak beridul Fitri adalah orang yang berpuasa sebulan penuh pada Bulan Ramadhan dan beramal shaleh. Sedangkan orang yang sibuk mempersiapkan Hari Lebaran tetapi tidak mengerjakan amalan di puasa Ramadan sesungguhnya bukan golongan orang yang berhak beridul Fitri.

Mari intropeksi dan mengkaji diri masing-masing apakah sudah masuk dalam golongan orang yang berhak beridul Fitri. Kita semua berharap bisa masuk dalam golongan orang yang berhak beridul Fitri, bukan golongan orang yang tidak berhak beridul Fitri akan tetapi ikut beridul Fitri sehingga apa yang dikerjakan menjadi sia-sia sebab tidak mendapatkan apa yang dijanjikan Allah Swt. Beridul Fitri kembali kepada fitrah manusia itu sendiri, kembali kepada hakikat hidup yang sesungguhnya, suci lahir dan bathin serta menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah Swt.

***

Bagikan :
Scroll to Top