Salesforce Investasi US$4 Miliar Untuk Bisnis Di Inggris

Salesforce investasi bisnis di Inggris
Salesforce investasi bisnis di Inggris

London | EGINDO.co – Salesforce akan menginvestasikan US$4 miliar untuk bisnisnya di Inggris dalam lima tahun ke depan, perusahaan perangkat lunak asal Amerika Serikat (AS) ini mengatakan pada hari Kamis (29/6), berkat permintaan yang kuat untuk transformasi digital dan kecerdasan buatan.

Perusahaan mengatakan rencana tersebut merupakan kelanjutan dari suntikan dana sebesar US$2,5 miliar yang telah diberikan pada tahun 2018.

Investasi baru ini akan dilihat sebagai dorongan untuk industri teknologi negara itu beberapa minggu setelah presiden Microsoft Brad Smith mengkritik keputusan regulator untuk memblokir pengambilalihan Activision Blizzard, dengan mengatakan bahwa hal itu telah “mengguncang kepercayaan diri” di Inggris.

“Investasi besar Salesforce dalam bisnisnya di Inggris selama lima tahun ke depan merupakan dukungan bagi perekonomian kita,” kata Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang tercatat di NYSE tersebut.

Baca Juga :  Bank Pembangunan Berkomitmen Memotong Investasi Batu Bara

Dalam kunjungannya ke Washington awal bulan ini, Sunak menyampaikan rencana untuk menyelenggarakan pertemuan global tentang keamanan AI di Inggris akhir tahun ini, seiring dengan upaya pemerintah di seluruh dunia untuk membuat aturan tentang penggunaan teknologi revolusioner tersebut.

Salesforce mengatakan bahwa mereka akan bekerja sama dengan pemerintah untuk mendorong gelombang transformasi digital berikutnya “di era AI yang baru ini”.

“Kerangka kerja regulasi pro-inovasi yang jelas yang mendorong penggunaan AI yang aman dan bertanggung jawab sangatlah penting, dan Salesforce sepenuhnya fokus untuk menghadirkan AI generatif yang aman, tepercaya, dan siap pakai untuk bisnis di Inggris,” ujar bos Salesforce UKI, Zahra Bahrololoumi.

Sebelumnya pada bulan Juni, Salesforce menyalahkan ekonomi AS yang tidak menentu dan permintaan yang lebih lemah dari perusahaan-perusahaan jasa keuangan dan teknologi atas hasil kuartalan yang mengecewakan.

Baca Juga :  Kasus Covid-19 Harian Malaysia Dapat Menerobos 8.000

Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top