Jakarta | EGINDO.co – Vaksin Booster di Indonesia akan dimulai 12 Januari 2022 sebaiknya semua digratiskan biar cepat pelaksanaan dari vaksin ketiga atau booster. Jangan ada yang gratis, ada yang berbayar. Baiknya harus gratis semua karena bila semua gratis pelaksanaannya akan cepat sehingga penanganan kasus Coronavirus (Covid-19) bisa cepat tuntas.
Hal itu dikatakan Dr. Rusli Tan, SH, MM pengamat sosial ekonomi kemasyarakatan kepada EGINDO.co Kamis (6/1/2022) di Jakarta menanggapi vaksin ketiga atau booster yang akan dilaksanakan ada yang gratis dan ada yang berbayar.
Menurutnya, bila ada yang gratis dan ada yang berbayar akan sulit pelaksanaannya di lapangan sulit dikontrol mana yang bayar dan mana yang gratis. Bisa terjadi hal hal yang tidak diinginkan. Lantas untuk yang gratis pakai vaksin apa dan yang berbayar pakai vaksin apa maka baiknya digratiskan semua sehingga tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan. “Tidak usah dibahas lagi mana yang gratis, mana yang bayar. Gratiskan saja semua karena kita berburu dengan waktu sebab vaksinasi harus segera dilakukan,” katanya.
Tentang vaksin apa seharusnya cepat ditetapkan, apakah memakai vaksin produksi dalam negeri seperti vaksin nusantara atau vaksin merah putih. Menurut Rusli Tan baiknya jangan terus tergantung impor akan tetapi Rusli Tan lebih fokus untuk pelaksanaan vaksin ketiga karena waktu vaksin pertama dan vaksin kedua sudah lebih dari enam bulan maka vaksin ketiga harus segera dilaksanakan.
“Pada prinsipnya vaksin Booster atau vaksin ketiga di Indonesia harus segera dilakukan maka jangan lagi berwacana berbayar atau gratis. Baiknya gratiskan semua sehingga imunitas yang baik bagi semua warga negara Indonesia dapat terwujud,” kata Rusli Tan menegaskan.
Sementara itu Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCP-PEN) Airlangga Hartarto menargetkan Indonesia dapat memulai pemberian vaksin virus corona (Covid-19) dosis ketiga atau booster pada 12 Januari 2022. Katanya, program booster akan menyasar golongan warga lanjut usia (lansia) terlebih dahulu dan kelompok rentan sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan yang akan diberikan secara gratis.
Kemudian program booster akan dilanjutkan pada masyarakat umum non-PBI dengan skema berbayar. Kata Airlangga, program booster vaksin Covid-19 itu bakal menggunakan dua skema. Yaitu pemberian vaksin homologous alias dosis vaksin 1-3 menggunakan platform dan merek yang sama, sementara pemberian lainnya menggunakan cara heterologous alias pemberian vaksin dosis ketiga berbeda dengan pemberian vaksin dosis 1 dan 2.
Menko Perekonomian itu menyebut, pemberian dua skema booster itu telah melalui rekomendasi dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI). Adapun izin penggunaan darurat (EUA) vaksin booster homologous ditargetkan dirilis oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada awal 2022. Katanya Indonesia siapkan vaksin untuk suntikan ketiga yaitu Pfizer, Moderna, Sinovac, dan Sinopharm.@
Bs/TimEGINDO.co