Rusli Tan: Tiket Pesawat Garuda Mahal Tapi Katanya Rugi

antrian
Antrian masuk ke pesawat. (Foto: Fadmin Malau)

Jakarta | EGINDO.co – Tiket pesawat Garuda mahal akan tetapi katanya selalu rugi, tidak bisa diterima akal sehat secara prinsif ekonomi global dan bila rugi terus dan disubsidi pemerintah agar bisa kembali terbang. Secara hukum ekonomi tidak bisa diterima dengan harga tiket pesawat yang mahal akan tetapi laporannya terus merugi.

Hal itu dikatakan doktor ekonomi yang juga pengamat sosial, ekonomi kemasyarakatan Dr. Rusli Tan, SH, MM kepada EGINDO.co Selasa (21/6/2022) di Jakarta tentang perusahaan penerbangan Garuda dinyatakan, dianggap lolos pailit.

Rusli Tan mempertanyakan berapa suntikan dana dari pemerintah agar lolos dari pailit karena DPR RI sudah ketut palu. Garuda selalu disubsidi dan hal itu tidak benar dalam prinsif ekonomi. Hal yang luar biasa karena selama ini pesawat Garuda selalu menjual tiket mahal akan tetapi dinyatakan rugi. Disamping itu Garuda juga mempunyai konsumen yang banyak, karena semua pegawai negeri naik Garuda maka semakin kecil alasan untuk dikatakan rugi.

“Para bisnismen, pengusahaan, orang dagang sudah tahu hal itu karena tidak efesien, banyak biaya siluman, tidak efesien. Untuk itu harus dijadikan sebagai standar perusahaan karena Garuda itu perusahaan milik BUMN yang harusnya menjual tiket lebih murah dari perusahaan penerbangan swasta,” kata Rusli Tan menjelaskan.

Rusli Tan heran, bagaimana menjalankan perusahaan kalau terus rugi sementara penerbangan swasta dengan penjualan tiket lebih murah, jauh lebih murah akan tetapi tidak rugi dan bahkan jumlah pesawatnya jauh lebih banyak dan pelayanan penerbangannya juga baik.

Rusli Tan menyayangkan seharusnya berdasarkan amanat UUD 1945 dan UU BUMN, pesawat milik pemerintah/negara itu harusnya tidak rugi terus dan tidak untung banyak akan tetapi bisa memberikan pelayanan yang baik dan harga tiket yang murah sehingga seluruh rakyat Indonesia bisa naik pesawat milik negeranya. “Saya bingung mendengar terus rugi, kok bisa perusahaan terus rugi. Aneh, maka kesalahan itu ada pada pemimpinnya. Mengapa pesawat dari negara lain bisa terus berjaya dan warga negaranya bisa menikmati penerbangan negaranya dengan murah,” kata Rusli Tan memberikan perbandingan.

Ditegaskannya hal yang salah adalah manajemen dari perusahaan itu sendiri karena rugi terus. Untuk itu pemimpinnya harus bagus, harus professional pada bidangnya. Seharusnya para pemimpinnya malu kalau perusahaan yang dipimpinnya terus rugi. “Kita harapkan jangan terus rugi, kasihan rakyat karena perusahaan negara itu dananya dari rakyat maka rakyat harus bisa menikmatinya,” katanya menegaskan.@

Fd/TimEGINDO.co

Bagikan :
Scroll to Top