Rusli Tan: Memproduksi Bio Solar Kelapa Sawit Membuka Lapangan Kerja Nyata

Dr. Rusli Tan, SH, MM
Dr. Rusli Tan, SH, MM

Jakarta | EGINDO.co – Memproduksi bio solar dari buah kelapa sawit akan membuka lapangan kerja yang nyata dan sudah pasti meningkatkan perekomian rakyat dengan terbukanya lapangan kerja baru bagi banyak orang karena multi efeknya sangat banyak akan berkembang disebabkan produksi tanda buah segar (TBS) kelapa sawit akan meningkat.

Hal itu dikatakan pengamat sosial, ekonomi kemasyarakatan Dr. Rusli Tan, SH, MM kepada EGINDO.co pada Sabtu (24/8/2024) di Jakarta menanggapi Indonesia menargetkan menjadi lumbung pangan dan energi dunia sebagaimana dikatakan Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman ketika melakukan ujicoba dan soft launching implementasi pemanfaatan biodiesel B-50 pada Minggu 18 Agustus 2024 di kawasan Pabrik Biodiesel PT Jhonlin Agro Raya (JAR), Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.

Menurutnya hal itu sangat menggembirakan bagi masa depan perkelapasawitan Indonesia dengan keberhasilan penelitian tentang kelapa sawit untuk produk hilir dari kepala sawit itu sendiri. Apa yang dilakukan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) yang merupakan merupakan anak usaha Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) bekerja sama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) patut diapresiasi dimana ternyata PPKS telah bertahun-tahun melakukan penelitian penggunaan kendaraan berbahan bakar dari minyak kelapa sawit.

Baca Juga :  Hari Ini Indonesia Terapkan BBM Campur Sawit 35 Persen

Rusli Tan doktor ekonomi itu melihat penelitian kelapa sawit harus dilakukan dari hulu hingga hilir dimana pada hulu bagaimana menghasilkan klon klon unggul kelapa sawit dan pada hilir menghasilkan keragaman produksi untuk banyak turunan sehingga hasil penelitian pada hulu akan berkelanjutan pada penelitian hilir.

Prodak hilir katanya sangat bermanfaat untuk memacu peningkatan perekonomian masyarakat. “Sangat menggembirakan dengan kemampuan memproduksi bio solar atau B-50 yang tidak merusak lingkungan dan dapat memperpanjang umur mesin diesel dengan harga yang sangat kompetitif bila diproduksi dalam jumlah besar,” kata Rusli Tan.

Menurutnya apa yang dilakukan PPKS ada baiknya direspon Pertamina dalam menyediaakan bahan bakar minyak kepada masyarakat dan juga perkebunan kelapa sawit baik milik pemerintah dan milik swasta juga harus merespon untuk melakukan tanaman kelapa sawit yang berkelanjutan dan merata di Indonesia. “Sekarang kelapa sawit sudah ditanam hampir disemua wilayah di Indonesia, tidak lagi seperti dahulu hanya berpusat di pulau Sumatera,” katanya.

Baca Juga :  Rusli Tan: Pemerintah Harus Gratiskan Semua Vaksin Covid-19

Tantangan produk sawit Indonesia selama ini bisa dijawab dengan sulitnya ekspor akibat kampanye hitam yang dilakukan terhadap sawit Indonesia yang mana adanya persaingan bisnis minyak sawit dunia. Implementasi B-50 merupakan bagian dari upaya mewujudkan kemandirian energi nasional dan energi hijau. “Pemanfaatan minyak sawit atau B-50 untuk kendaraan jadi angin segar bagi industri kelapa sawit maka untuk itu penting dilakukan pemantapan secara teknis, kebijakan atau regulasi yang mendukung agar memiliki nilai komersil di dalam negeri dan luar negeri,” kata Rusli Tan.

Bila atau implementasi B-50 maka lahan perkebunan kelapa sawit nantinya akan bertambah dari yang ada sekarang ini seluas 16,8 Juta ha dan produksi kelapa sawit pertahunnya juga harus meningkat signifikan dari produksi yang ada sekarang sebesar 46,9 juta ton karena bertambah produk hilir dari kelapa sawit. “Hal yang paling menggembirakan untuk B-50 adalah menjadi alternatif mengganti bahan bakar fosil yang pasokannya akan langka dan habis,” katanya menandaskan.@

Baca Juga :  Rusli Tan: Pemerintah Tidak Ada Pilihan, Kehabisan Dana Jadi Diambil dari Eksport

Fd/timEGINDO.co

Bagikan :
Scroll to Top