Rusli Tan: Lestarikan Hutan Bukan Melarang Sawit Di Hutan

rusli tan
Dr. Rusli Tan, SH, MM

Jakarta | EGINDO.co – Melestarikan hutan untuk ketersediaan oksigen bukan berarti harus melarang menanam Kelapa Sawit tumbuh di hutan. Alasan yang tidak tepat jika pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) lewat Permen LHK Nomor 8 dan 9 Tahun 2021 yang melarang menanam sawit baru di kawasan Hutan Produksi, di Hutan Lindung atau Hutan Konservasi.

Hal ini dikatakan seorang pengamat sosial ekonomi masyarakat tani Dr. Rusli Tan, SH, MM kepada EGINDO.co Selasa (8/2/2022) di Jakarta.

Menurutnya tidak tepat melarang tanaman Kelapa Sawit ditanam di kawasan Hutan Produksi, di Hutan Lindung atau Hutan Konservasi dengan alasan bahwa Kelapa Sawit bukan tanaman hutan berdasarkan berbagai peraturan pemerintah.

Dijelaskan Dr. Rusli Tan bila bicara tentang hutan dan ingin melestarikan hutan untuk kebutuhan oksigen maka yang dilihat pertama soal hutan yang dimaksud dengan hutan itu adalah yang berdaun hijau. Apakah tanaman Kelapa Sawit tidak berdaun hijau. Jawabnya berdaun hijau dan terbukti tanaman Kelapa Sawit sebagai tanaman penghasil oksigen terbaik.

Kedua katanya, manfaat besar Kelapa Sawit dan daya guna Kelapa Sawit. Ternyata Sawit tanaman yang punya manfaat besar. Tanaman Kelapa Sawit bisa menghasilkan jutaan dollar Amerika Serikat yang bisa memberikan devisa bagi negara dan jutaan rakyat Indonesia.

Sangat disayangkannya jika manfaat besar dari sawit tidak dimanfaatkan hanya alasan penghijauan atau ketersediaan oksigen untuk Indonesia dan dunia. “Tidak sulit, lakukan saja penghijauan, lakukan penanaman pada semua lahan kosong yang sangat luas di Indonesia. Begitu juga seperti di sepanjang sungai yang ada, tanam saja dengan pohon bambu sebagai penghasil oksigen yang baik dari semua tanaman,” katanya.

Dari kondisi yang ada kata Rusli Tan jika hanya alasan untuk ketersediaan oksigen yang diinginkan negara lain buat Indonesia maka lakukan penghijuan termasuk menanam Kelapa Sawit di kawasan hutan karena tanaman kelapa sawit juga menghasilkan oksigen. “Harus dicermati, jangan alasan lingkungan, alasan ketersediaan oksigen melarang tanaman Kelapa Sawit ditanam pada kawasan hutan. Apa benar begitu, jangan jangan itu hanya akal akalan saja untuk persaingan bisnis minyak sawit dunia,” kata Rusli Tan curiga dan menduga ada keinginan lain dari hal yang diutarakan untuk kelestarian ketersediaan oksigen dunia.

Kecurigaan Rusli Tan itu diungkapkannya dengan fakta yang ada sekarang ini tentang permintaan Crude Palm Oil (CPO) atau minyak sawit di dunia yang terus meningkat dan harganya terus meningkat karena permintaan yang besar.

Terus meningkat kebutuhan dunia akan CPO menurut Rusli Tan sesuatu yang biasa karena memang dalam kehidupan sekarang dan mendatang membutuhkan CPO dengan berbagai turunannya seperti kebutuhan minyak goreng. “Dalam kehidupan sekarang hampir semua kuliner membutuhkan minyak goreng, mana ada lagi rebus-rebusan,” katanya.

Untuk itu kelapa sawit harus ditanam sebanyak-banyaknya agar rakyat Indonesia makmur, jangan terpengaruh dengan propaganda dunia luar seperti Amerika Serikat dan Eropa yang dari dahulu kurang senang dengan kelapa sawit Indonesia.

Sementara Amerika Serikat dan negara negara Eropa juga menebang pohon dan menanam berbagai jenis tanaman seperti kedelai, gandum, kapas, bunga matahari, tanaman buah-buahan dan lainnya. Untuk itu kata Rusli Tan pemerintah harus berpikir objektif, bijaksana agar negara bisa makmur dengan pertumbuhan ekonomi yang baik.@

Fd/TimEGINDO.co

 

Scroll to Top