Rusli Tan: Hemat Energy, Listrik Surya Dikenakan Abonemen

rusli
Dr. Rusli Tan, SH, MM

Jakarta | EGINDO.co – Listrik tenaga surya (matahari) dikenakan abonemen tinggi oleh PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) sementara ingin menghemat energy agar penghematan bagi masyarakat tetapi dikenakan harga abodemen yang tinggi membuat masyarakat bingung untuk beralih ketenaga listrik terbarukan dari energy listri tenaga surya.

Hal itu dikatakan pengemat sosial, ekonomi kemasyarakatan Dr. Rusli Tan, SH, MM kepada EGINDO.co Senin (13/6/2022) di Jakarta tentang tingginya biaya abodemen untuk listrik tenaga surya dan akan naiknya tarif listrik pada 1 Juli 2022 mendatang.

Menurutnya, dikenakan abonemen tinggi oleh PLN sebesar Rp7.700,- itu sangat tinggi bisa kena jutaan rupiah setiap bulan. “Abodemennya sangat besar. Disatu pihak disuruh menghemat tetapi harga abodemennya mahal padahal tenaga surya itu dari Tuhan, tidak perlu mengeluarkan dana, tinggal ambil atau gratis,” kata Rusli Tan menpertanyakan.

Dikatakannya pada banyak negara telah menerapkan listrik tenaga surya karena dinilai lebih murah, lebih bersih, bebas polusi. Untuk itu Indonesia harus mengikutinya, jangan hanya terus kampanye oleh pemerintah yang dari dahulu mengkampanyekan beralih keenergiterbarukan akan tetapi minim realisasi.

Kampanye beralih keenergiterbarukan maka harus didukung tenaga listrik tenaga surya dan itu sangat potensi di Indonesia dibandingkan dengan negera-negara lainnya di dunia ini. Sedangkan negara yang tidak sepotensi Indonesia saja sudah menerapkan energy listrik tenaga surya. “Indonesia sangat potensi sebab berada di daerah khatulistiwa, satu hari minimal 8 jam ada sinar matahari,” katanya memberikan perbandingan.

Energi terbarukan jangan hanya menjadi slogan, dari dahulu ingin beralih keenergi terbarukan akan tetapi belum ada realisasinya yang jelas. “Sekarang bila rumahtangga pakai tenaga surya untuk listrik dikenakan chas oleh PLN dengan harga yang mahal, pada hal mau menghemat energy fosil,” katanya mempertanyakan.

Rusli Tan juga mengkritisi PLN yang akan menaikkan harga atau tarif listrik pada 1 Juli 2022 mendatang. Menurutnya PLN jangan hanya pandai menaikkan tarif listrik karena itu bukan solusi yang tepat untuk penghematan energy.

“Penghematan energy harus dengan mencari energy terbarukan yang lebih murah dan tersedia banyak seperti tenaga listrik surya, akan tetapi jangan pula dikenakan biaya tinggi pada hal bahan bakunya murah dan bahkan gratis,” kata Rusli Tan menandaskan.@

Fd/TimEGINDO.co

 

Bagikan :
Scroll to Top