Jakarta | EGINDO.co – Harga minyak goreng sekarang ini murah, tetapi minyak goreng tidak ada di pasaran. Harganya murah tetapi susah mencarinya seperti di daerah Kelapa Gading sudah hampir seminggu tidak dijumpai minyak goreng.
Hal itu dikatakan Dr. Rusli Tan, SH, MM seorang pengamat sosial, ekonomi kemasyarakatan kepada EGINDO.co Rabu, (9/3/2022) di Jakarta menanggapi sulitnya mencari minyak goreng di pasaran.
Menurut Rusli Tan, buat apa harga minyak goreng murah akan tetapi tidak ada barangnya. Lebih bagus biarkan harga minyak goreng naik sesuai dengan harga pasar akan tetapi ada barangnya atau minyak goreng yang akan dibeli.
Harga dipatok, tapi barang harga yang dipatok tidak ada bisa membuat orang emosi, bisa membuat gaduh maka baiknya lepaskan saja harga minyak goreng asalkan minyak goreng ada di pasaran dan bisa didapat masyarakat sebagai kebutuhan pokok atau sembako.
Rusli Tan setuju Domestic Market Obligation (DMO) dinaikkan dari 20 persen menjadi 30 persen agar bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri meskipun saat ini harga CPO di luar negeri sedang mahal. “Bagusnya kalau harga lagi baik atau mahal harga CPO di dunia sebagainya diekspor sebanyak-banyaknya,” kata Rusli Tan.
Namun, tambah rumit kalau kebutuhan dalam negeri atau DMO belum cukup maka mau tidak mau harus dipenuhi kebutuhan dalam negeri.
Rusli Tan juga mengatakan solusi bagi masyarakat menghadapi kelangkaan minyak goreng di pasaran untuk mengurangi makanan goreng gorengan atau makanan yang serba digoreng. “Baiknya kembali seperti dahulu, banyak makanan rebus-rebusan yang ternyata lebih sehat,” katanya.
Untuk itu perlu pemerintah melalui Menteri Kesehatan mengedukasi masyarakat untuk kembali kepada kondisi dahulu, makan dengan makanan yang tidak mempergunakan minyak goreng yakni rebus-rebusan.
Disamping itu perlu juga kembali kepada kondisi dahulu dimana di desa-desa masyarakat memproduksi minyak kelapa. Hal itu bisa dilakukan kembali mengingat banyak tersedia Kelapa, terutama di daerah tepi pantai.
Menurutnya, tidak sulit memproduksi minyak goreng dari minyak Kelapa. Hal itu dapat dikoordinir di kecamatan dan desa-desa, kembali memproduksi minyak goreng dari minyak Kelapa.@
Fd/TimEGINDO.co