Jakarta | EGINDO.co – “Berobat super mahal, selama 14 hari saja dirawat harus bayar Rp200 juta. Luar biasa,” kata Rusli Tan seorang yang baru saja selesai menjalani perawatan pada satu rumah sakit di Jakarta Pusat kepada EGINDO.co kemarin di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta Utara.
Super mahal, dalam pikiran Rusli Tan. Ya, itu baru 14 hari saja Rp200 juta. Kalau masa pengobatan lebih dari 14 hari tentu lebih dari Rp200 juta. “Saya menjalani perobatan selama 17 hari,” katanya tanpa mau menyebutkan menjadi berapa ratus juta yang harus dibayarnya.
Diakui Rusi Tan harus dibayar, kalau tidak mana mungkin Rusli Tan bisa bertemu dengan awak EGINDO.co siang itu di kawasan PIK Jakarta Utara. “Harus bayar semua biaya perobatan, baru saya boleh pulang dari rumah sakit itu,” katanya menjelaskan.
Rusli mengakui dirinya bukan konglomerat, dirinya hanya seorang pegawai. Boleh jadi bagi konglomerat uang sebanyak itu tidak masalah seperti membayar uang parkir kendaraan. Namun, bagi dirinya itu mahal dan bahkan super mahal.
Apa yang menyebabkan seorang Rusli Tan yang mengaku bukan konglomerat akan tetapi harus membayar biaya perobahan ratusan juta rupiah itu. “Saya tidak ada pilihan karena sakit, saya takut mati,” katanya jujur mengakui akan ketakutan penyakit yang dideritanya.
Rusli Tan baru menyadari bahwa sehat itu mahal maka harus menjaga kesehatan. Mahal, mahal dan super mahal baginya dengan angka ratusan juta rupiah yang harus dibayar untuk pengobatan penyakit yang dideritanya.
Berobat dengan harga super mahal, sebab baru 14 hari saja harus membayar Rp 200 juta dan Rusli Tan ternyata harus menjalani perobatan selama 17 hari yang tentunya membayar lebih dari Rp200 juta. Harus bayar. Mau tidak mau, harus mau sebab dirinya ingin sehat, ingin lepas dari penyakit yang menghinggapi dirinya, menggrogoti tubuhnya. Penyakit apa itu sebenarnya? Ternyata penyakit diderita Rusli Tan adalah penyakit yang berasal dari virus bernama Corona.@
Fd/TimEGINDO.co