Rusli Tan: Belajar Tatap Muka Tidak Efektif Dan Bahaya

rusli
Dr. Rusli Tan, SH, MM

Jakarta | EGINDO.co – Pembelajar Tatap Muka (PTM) tidak efektif dan sangat bahaya, sebaiknya harus Pembelajaran Jarak jauh (PJJ) serratus persen atau sistem online saja sebab Coronavirus (Covid-19) sudah mengganas kembali di Jakarta.

Hal ini dikatakan Dr. Rusli Tan, SH, MM seorang pengamat sosial, ekonomi kemasyarakatan kepada EGINDO.co Selasa (15/2/2022) di Jakarta sehubungan dengan sudah banyak daerah di Jawa Bali pada level 3.

Kini sudah puluhan ribu setiap hari jumlah terpapar Covid-19 di Indonesia dan untuk per kantoran, pusat perbelanjaan sudah dibatasi akan tetapi untuk sekolah-sekolah masih banyak yang melakukan Pembelajar Tatap Muka (PTM) yang tidak efektif dan sangat berbahaya.

Dijelaskan Rusli Tan, tidak efektif karena hanya belajar 2 jam. Belajar dimulai dari pukul 7.30 Wib sampai pukul 10.00 Wib. “Belajar hanya dua jam akan tetapi waktu di perjalanan ke sekolah bisa lebih lama lagi dari belajar di sekolah. Belum lagi anak-anak bisa bermain-main di jalan sebelum pulang ke rumah,” katanya.

Baca Juga :  Rusli Tan: Pemasukan Negara Bukan Menaikkan Tarif Pajak, Pemerintah Buka Lapangan Kerja

Bila tidak Pembelajaran Tatap Muka (PTM) maka bisa lebih lama belajar di rumah mulai dari pukul 8.00 Wib hingga pukul 12.00 Wib dan dipastikan lebih aman sebab tidak berinteraksi dengan banyak orang.

Apa yang terjadi sekarang sangat disayangkan dimana bila sudah ada yang terpapar baru dilakukan lockdown seminggu. Ketika ada siswa yang terpapar, sekolah lockdown seminggu. Nanti sekolah lagi, bila ada tenaga pendidika (guru) yang terpapar, sekolah lockdown seminggu. Begitu juga jika ada pegawai yang terpapar, lockdown seminggu. “Kapan selesainya lockdown. Ini kan sangat berbahaya, sama saja menambah jumlah terpapar Covid-19 semakin banyak. Kalau sudah ada terpapar empat atau lima orang baru lockdown. Apa artinya lagi sebab kalau sudah terpapar beberapa orang sesungguhnya bukan beberapa orang lagi saja akan tetapi sudah banyak orang yang terpapar Covid-19,” kata Rusli Tan memaparkan.

Baca Juga :  Menghitung Porsi Nutrisi Balita Demi Cegah Stunting

Menurutnya, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) harus diberhentikan. Hari ini anak-anak sekolah masih melakukan pembelajaran tatap muka, belum ada pengumuman yang tegas untuk pembelajaran jarak jauh atau online.

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) kata Rusli Tan harus segera dilaksanakan, belajar di rumah saja dengan sistem online akan lebih baik. Menurutnya yang terbaik adalah antisipasi dan jangan terulang lagi kasus-kasus ledakan angka terpapar Covid-19 di Indonesia. Dimintanya pemerintah bertindak cepat sebab pemerintah sendiri yang memprediksi Covid-19 akan meningkat pada awal Februari dan awal Maret 2022 maka harus diiringi dengan tindakan nyata yang sejalan dengan prediksi itu sendiri.

Faktanya kata Rusli Tan dalam seminggu terakhir ini jumlah yang terpapar sudah sampai 40 ribu sampai 50 ribu lebih orang yang terpapar setiap hari. Bila kondisi ini tidak diantisipasi segera maka akan membuat jumlah terpapar Covid-19 semakin besar orang orang yang terpapar di Indonesia.@

Baca Juga :  100.000 Kasus Covid-19 Harian Pertama Kalinya Di Inggris

Fd/TimEGINDO.co

 

Bagikan :
Scroll to Top