Rusli Tan APKI: Pemakaian Kertas Budaya Sulit Dihilangkan

Dr. Rusli Tan, SH, MM
Dr. Rusli Tan, SH, MM

Jakarta | EGINDO.co – Pemakaian kertas budaya masih sulit dihilangkan di Indonesia karena kebiasaan masyarakat yang mempergunakan kertas, terutama pada administrasi perkantoran pemerintah umumnya masih terus mempergunakan kertas budaya sehingga pemakaian kertas budaya masih besar.

Hal itu dikatakan mantan Wakil Ketua Asosiasi Pulp & Kertas Indonesia (APKI) Dr. Rusli Tan, SH, MM kepada EGINDO.co Sabtu (19/11/2022) di Jakarta menanggapi Tjiwi Kimia ditopang dari penjualan Kertas Budaya hingga meraih keuntungan. Adapun penjualan Kertas Budaya menopang mampu meraih Laba USD345 Juta pada September 2022 lalu.

Rusli Tan yang juga doktor ekonomi dan pengamat sosial, ekonomi kemasyarakatan itu memberikan contoh seperti urusan di kantor pemerintahan selalu minta fotocopy KTP seperti fotocopy kartu BPJS, kartu keluarga dan berbagai fotocopy lainnya.

Baca Juga :  Rusli Tan: Wajar Pengrajin Tahu Tempe Se-Jawa Mogok Hari Ini

“Jadi budaya paperless di Indonesia belum begitu optimal akan tetapi akan menurun karena perusahan-perusahaan swasta tidak lagi mempergunakan kertas sehingga paperless akan meningkat,” katanya.

Hal yang sama juga di kantor notaris dan kantor lainnya selalu cetak mencetak dengan kertas. Begitu juga dengan mencetak brosur-brosur pemasaran, iklan dan lainnya karena masyarakat masih senang dengan brosur-brosur dari pada dengan sistem online, internet. “Jadi masih suka dengan fotocopy-fotocopy, cetak mencetak.

Diakui Rusli Tan, banyak kantor pemerintahan dalam promosinya menggunakan online, menggunakan sofcopy akan tetapi kenyataannya masih menggunakan fotocopy seperti dari Dukcapil yang mempromosikan tidak perlu pakai fotocopy kelengkapan berkas-berkas akan tetapi kenyataannya tidak. “Saya berurusan dengan Dukcapil ternyata tidak seperti yang dipromosikan kelengkapan administrasinya pakai paperless, ternyata masih pakai fotocopy,” kata Rusli Tan tentang pengalamannya berurusan dalam administrasi.

Baca Juga :  Singapura Anjurkan Penggunaan Masker Di Tempat Ramai

Dinilainya paperless yang merupakan administration dapat didefiniskan sebagai kebijakan pengurangan kertas dalam kegiatan administrasi masih belum optimal dilakukan maka dari itu kertas budaya masih tinggi pemakaiannya.

Begitu juga dalam rapat-rapat selalu pakai kertas dan pemakaian kertas budaya akan semakin besar ketika nanti ada Pemilihan Umum (Pemilu) akan memakai kertas yang banyak ketika mulai kampanye sampai kepada pelaksanaan Pemilu itu sendiri.

Indonesia masih sulit dalam soal internet maka pemakaian kertas budaya menjadi pilihan, anak sekolah masih memakai buku tulis, buku bacaan karena memang belum memungkinkan membaca lewat internet.

Kondisi yang ada di Indonesia membuat pemakaian kertas budaya tetap besar meskipun tidak seperti dahulu yang total dengan pemakaian kertas budaya. Kini sudah mulai ada perlakuan paperless.@

Baca Juga :  Solusi Alam Turunkan Emisi Lewat Konferensi Internasional

Fd/timEGINDO.co

Bagikan :
Scroll to Top