Rusli Tan: Apa Apa Harga Mahal, Jangan Salahkan Pedagang

Dr. Rusli Tan, SH, MM
Dr. Rusli Tan, SH, MM

Jakarta | EGINDO.co – Sekarang apa apa mahal, minyak goreng mahal, kacang kedelai mahal, semuanya pada mahal. Jadi yang disalahkan pengusaha, pedagang. Disalahkan, dikatakan ada yang bermain. Sangat disayangkan adanya yang menyalahkan pedagang. Hal itu tidak sehat, hanya memanas-manasi situasi saja pada saat rakyat sedang susah, rakyat sudah banyak yang tidak punya penghasilan.

Hal ini dikatakan Dr. Rusli Tan, SH, MM seorang pengamat sosial, ekonomi kemasyarakatan kepada EGINDO.co Kamis (17/2/2022) di Jakarta sehubungan dengan adanya tudingan penyebab harga harga bahan pokok naik akibat ada permainan.

Menyalahkan pengusaha, manyalahkan pedagang dengan tudingan adanya yang bermain tidak baik karena itu tugasnya pemerintah untuk menstabilkan harga, membuat harga tidak mahal. “Itu tugas pemerintah, mengapa pemerintah era Orde Baru bisa menstabilkan harga harga kebutuhan pokok buat masyarakat, jangan salahkan pengusaha, jangan salahkan pedagang akan tetapi pertanyakan kepada pemerintah mengapa tidak mampu menstabilkan harga harga kebutuhan pokok masyarakat, mengapa era Orde Baru bisa,” kata Rusli Tan mempertanyakan.

Baca Juga :  Rusli Tan: Omicron, Penerbangan Internasional Baik Ditutup

Menurutnya pemerintah harus bisa membuat harga-harga stabil, jangan menuduh-nuduh pengusaha, menuduh pedagang ada yang bermain.

Kemudian anggota dewan bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya harus mengkoreksi pemerintah agar bekerja secara maksimal. Pemerintah juga kata Rusli Tan harus tegas, harus bijaksana dalam menjalankan roda pemerintahan. Bila memang ada menteri yang tidak mampu bekerja pada bidangnya maka harus segera diganti dengan yang bisa bekerja.

Tentang harga kedelai, minyak goreng yang mahal dan harga harga bahan pokok lainnya harus dilihat secara objektif. Apa penyebab harga kedelai itu mahal? Harga kedelai mahal karena sudah menjadi komoditas internasional maka pemerintah harus melakukan penanaman kacang kedelai yang banyak. “Harusnya ditanam dalam jumlah ratusan ribu hektar baru bisa bersaing, hal itu sesuai dengan hukum ekonomi, maka pemerintah harus melakukan penanaman kacang kedelai dalam jumlah besar, baru bisa mengontrol harga kedelai dalam negeri,” kata Rusli Tan.

Baca Juga :  Rusli Tan: Cukai Rokok Dinaikkan, Tak Kurangi Orang Merokok

“Harusnya belajar bagaimana cara pemerintah Orde Baru membuat harga-harga stabil, murah dan bisa dijangkau oleh semua rakyat Indonesia. Hal ini yang penting dilakukan, bukan hanya pandai menyalahkan pedagang akan tetapi harus ada langkah kongkrit yang dilakukan pemerintah untuk menstabilkan harga harga produk pertanian,” kata Rusli Tan.

Rusli Tan yakin Indonesia punya potensi besar untuk menguasai produk produk pertanian murah seperti bawang, kacang kedelai dan lainnya karena memiliki lahan yang luas, hutan yang luas, mengapa tidak ditanam produk produk pertanian yang dibutuhkan masyarakat dan harganya tidak mahal.

Menurutnya, pemerintah era Orde Baru telah membuktikan dengan melakukan penanaman produk produk pertanian sehingga bisa swasembada beras, memproduksi karet, kelapa sawit dalam jumlah besar sehingga bisa menguasai pasar dalam negeri dan luar negeri. “Harusnya melakukan penanaman yang besar karena memungkinkan untuk itu, bukan seperti negara lain yang tidak punya lahan luas,” kata Rusli Tan mengingatkan.

Baca Juga :  Wapres: Ketentuan Vaksin Bukan Kehalalan Tapi Kebolehan

Diyakininya dengan penyalahkan pengusaha, menyalahkan pedagang bukan solusi membuat harga harga produk pertanian turun akan tetapi tetap naik melambung. Harus melakukan langkah cerdas dengan melakukan antisipasi melakukan penanaman produk pertanian yang banyak dan berkesinambungan sehingga ketika produk pertanian tersedia dalam jumlah besar maka harga dapat dikendalikan, distabilkan dan masyarakat akan mudah memperolehnya dengan harga murah.@

Fd/TimEGINDO.co

 

 

Bagikan :
Scroll to Top