Rusia Persiapkan 100.000 Tentara, Kemungkinan Untuk Serangan Musim Panas

Rusia persiapkan 100.000 tentara
Rusia persiapkan 100.000 tentara

Moskow | EGINDO.co – Rusia sedang mempersiapkan 100.000 tentara yang dapat digunakan untuk kemungkinan serangan baru di Ukraina musim panas ini atau untuk mengisi kembali unit-unit yang sudah habis, kata komandan pasukan darat Ukraina pada Jumat (22 Maret).

Letnan Jenderal Oleksandr Pavliuk menyampaikan komentarnya di televisi Ukraina setelah kemajuan pasukan Rusia baru-baru ini di Ukraina timur, lebih dari dua tahun setelah invasi besar-besaran Moskow.

“Ini belum tentu merupakan serangan, mungkin mereka akan mengisi kembali unit mereka yang kehilangan kemampuan tempur tetapi ada kemungkinan bahwa pada awal musim panas mereka mungkin memiliki kekuatan tertentu untuk melakukan operasi ofensif,” kata Pavliuk.

Sebagai tanda semakin kerasnya retorika di Rusia, Kremlin mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya sekarang menganggap dirinya berperang karena apa yang dikatakannya sebagai intervensi Barat di pihak Ukraina.

Baca Juga :  Menerobos Palang KA Pada Perlintasan Sebidang

Pilihan kata-kata tersebut melampaui bahasa “operasi militer khusus” yang telah digunakan selama ini, dan dapat menjadi bagian dari perubahan untuk mempersiapkan mental masyarakat menghadapi fase baru perang.

Menteri Pertahanan Rusia juga mengatakan pekan ini bahwa Moskow akan memperkuat militernya dengan menambah dua tentara baru dan 30 formasi baru pada akhir tahun ini.

Ukraina menghadapi kekurangan amunisi yang diperburuk oleh kebuntuan di Kongres AS mengenai paket bantuan baru meskipun Kyiv berharap memiliki cukup amunisi pada bulan April, khususnya berkat inisiatif yang dipimpin Ceko untuk mendapatkan amunisi artileri.

Wakil Menteri Pertahanan Ivan Havryliuk mengatakan dalam komentarnya di televisi bahwa Rusia memiliki keunggulan amunisi tujuh banding satu dibandingkan Ukraina.

Baca Juga :  AS Menekan Israel Izinkan Lebih Banyak Truk Bantuan Ke Gaza

“Saya kira dalam satu atau dua bulan perbedaan ini akan berkurang secara signifikan, dan tidak akan ada rasio sebesar itu yang menguntungkan Federasi Rusia,” katanya.

Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top