Moskow | EGINDO.co – Rusia mengatakan pada Minggu (29 Januari) bahwa pihaknya tidak akan mengadakan pembicaraan tahunan dengan Jepang untuk memperbarui pakta yang memungkinkan nelayan Jepang beroperasi di dekat pulau yang disengketakan, dengan mengatakan Jepang telah mengambil tindakan anti-Rusia.
Pulau-pulau tersebut, di lepas pulau Hokkaido di Jepang utara, dikenal di Rusia sebagai Kuril dan di Jepang sebagai Teritori Utara dan telah menjadi inti ketegangan selama puluhan tahun antara kedua negara bertetangga tersebut.
“Dalam konteks tindakan anti-Rusia yang diambil oleh pemerintah Jepang … pihak Rusia memberi tahu Tokyo bahwa mereka tidak dapat menyetujui diadakannya konsultasi antar pemerintah tentang pelaksanaan perjanjian ini,” lapor kantor berita negara RIA, mengutip kementerian luar negeri Rusia.
Jepang, sekutu utama AS, memberlakukan sanksi terhadap puluhan individu dan organisasi Rusia segera setelah Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari tahun lalu.
Pada hari Jumat, itu memperketat sanksi terhadap Rusia sebagai tanggapan atas serangan udara Rusia di kota-kota Ukraina.
Rusia pada bulan Juni menangguhkan perjanjian tahun 1998 yang mengizinkan kapal Jepang untuk menangkap ikan di dekat pulau-pulau tersebut dan kepala sekretaris kabinet Jepang pada hari Senin mengatakan dalam konferensi pers bahwa Jepang akan menuntut Rusia terlibat dalam pembicaraan tahunan sehingga operasi penangkapan ikan tahun ini dapat dimulai.
Namun kementerian Rusia mengatakan tidak akan ada peningkatan hubungan kecuali Jepang menunjukkan “rasa hormat”.
“Untuk kembali ke dialog normal, tetangga Jepang harus menunjukkan rasa hormat yang mendasar kepada negara kami, keinginan untuk meningkatkan hubungan bilateral,” kata kementerian tersebut, menurut kantor berita RIA.
Rusia dan Jepang belum secara resmi mengakhiri permusuhan Perang Dunia Kedua karena kebuntuan mereka atas pulau-pulau yang direbut oleh Uni Soviet pada akhir perang.
Sumber : CNA/SL