Jakarta | EGINDO.com – Rupiah di pasar spot bergerak berada di level Rp 16.640 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa pagi (25/3/2025), terpuruk Rp 16.640 per Dolar AS. Kondisi itu membuat rupiah melemah 0,43% ke level Rp 16.640 per dolar AS dibanding penutupan Senin (24/3/2025) yang berada di level Rp 16.568 per dolar AS.
Sebelumnya beberapa hari lalu pengamat sosial ekonomi, moneter dan keuangan Dr. Rusli Tan, SH, MM kepada EGINDO.com di Jakarta menanggapi tentang nilai tukar rupiah Indonesia terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) merupakan hal yang baik bagi para pekerja Indonesia di Luar Negeri (LN).
“Kalau memang tenaga kerja kita di luar negeri itu banyak, itu sangat bagus bila nilai rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat. Apa lagi saat ini mau Lebaran, para tenaga kerja Indonesia diluar negeri biasanya pada kirim uang ke dalam negeri. Orangtuanya atau keluarganya yang di Indonesia pasti senang. Kalau dolar Amerika Serikat dua puluh ribu rupiah akan lebih senang lagi,” kata Rusli Tan tertawa.
Sebaliknya menurut Rusli Tan yang susah itu pemerintah karena suka melakukan pinjaman luar negeri dalam bentuk dolar Amerika Serikat. Pemerintah yang hobbynya minjam atau ngutang keluar negeri itu akan susah membayarnya. “Kita bingung, kok terus saja pemerintah minjam keluar negeri, harusnya diberitahu rakyat Indonesia untuk apa sebenarnya harus minjam terus keluar negeri,” katanya mempertanyakan.
Untuk itu kata Rusli Tan tidak heran jika kini para investor masih berhati-hati menunggu kejelasan dari pemerintah tentang lemahnya rupiah terhadap dolar AS. Investor menanti kebijakan ekonomi pemerintah Indonesia, termasuk kekhawatiran mengenai defisit anggaran yang melebar. Begitu juga dengan indusri di Indonesia yang mengkonsumsi bahan baku import masih berhati-hati menunggu kejelasan dari pemerintah.@
Bs/fd/timEGINDO.com