Jakarta|EGINDO.co Nilai tukar rupiah dibuka menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis pagi. Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.00 WIB, rupiah tercatat menguat sebesar 0,56 persen ke posisi Rp16.306 per dolar AS.
Penguatan rupiah terjadi di tengah melemahnya indeks dolar AS yang cenderung turun ke level 99,55. Hal ini dipengaruhi oleh kekhawatiran pasar terhadap kebijakan fiskal Amerika Serikat serta hasil lelang obligasi pemerintah AS bertenor 20 tahun yang menunjukkan permintaan yang rendah.
Sementara itu, mata uang utama di kawasan Asia Pasifik menunjukkan pergerakan yang bervariasi. Yen Jepang menguat 0,19 persen, dolar Hong Kong naik 0,09 persen, dan dolar Taiwan menguat signifikan sebesar 0,47 persen. Adapun yuan Tiongkok dan baht Thailand masing-masing menguat 0,04 persen dan 0,21 persen. Di sisi lain, dolar Singapura turun 0,04 persen, won Korea melemah 0,47 persen, dan rupee India turun tipis 0,01 persen. Ringgit Malaysia juga mengalami penguatan sebesar 0,44 persen, sedangkan peso Filipina naik 0,09 persen terhadap dolar AS.
Mengutip Reuters, tekanan terhadap dolar AS disebabkan oleh ketidakpastian terkait usulan pemangkasan pajak serta rancangan anggaran pemerintahan Presiden Donald Trump. Rencana legislasi tersebut belum mendapatkan dukungan penuh dari Partai Republik, meskipun Trump telah bertemu dengan para anggota parlemen pada Selasa lalu.
Di samping itu, hasil lelang surat utang negara AS senilai US$16 miliar dengan tenor 20 tahun memperlihatkan permintaan yang lemah. Hal ini menambah kekhawatiran pasar terhadap prospek aset-aset Amerika, yang kemudian memicu tren pelepasan aset oleh investor global.
“Hasil lelang yang mengecewakan ini selaras dengan narasi menurunnya minat terhadap instrumen keuangan AS serta meningkatnya kekhawatiran terhadap kondisi fiskal negara tersebut,” ujar Kim Rupert, Direktur Pelaksana Analisis Pendapatan Tetap Global di Action Economics, San Francisco.
Dari dalam negeri, penguatan rupiah turut dipengaruhi oleh keputusan Bank Indonesia (BI) yang memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,50 persen. Selain itu, suku bunga Deposit Facility diturunkan menjadi 4,75 persen, sementara suku bunga Lending Facility tetap berada di level 6,25 persen.
Kebijakan ini dinilai sejalan dengan proyeksi inflasi tahun 2025 dan 2026 yang diperkirakan tetap rendah dan terkendali dalam sasaran 2,5 persen ±1 persen.
Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi, memproyeksikan bahwa pada akhir perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah akan berada pada kisaran Rp16.340 hingga Rp16.400 per dolar AS.
Sumber: Bisnis.com/Sn