Rupiah Menguat Tipis ke Rp16.245 per Dolar AS

Rupiah Menguat Tipis ke Rp16.245 per Dolar AS
Rupiah Menguat Tipis ke Rp16.245 per Dolar AS

Jakarta|EGINDO.co Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat tipis pada awal perdagangan hari ini, Selasa (27/5/2025), seiring dengan pelemahan nilai dolar AS di pasar global. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah tercatat menguat sebesar 0,02% ke level Rp16.245 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS melemah 0,05% ke posisi 98,88. Di kawasan Asia, mayoritas mata uang utama juga mencatatkan penguatan. Won Korea Selatan menguat 0,12%, yen Jepang naik 0,36%, ringgit Malaysia menguat 0,29%, dan rupee India naik 0,15% terhadap dolar AS.

Pengamat pasar valas, Ibrahim Assuaibi, memperkirakan bahwa pergerakan rupiah pada hari ini akan berlangsung fluktuatif. Meskipun demikian, ia menilai rupiah berisiko ditutup melemah pada kisaran Rp16.240 hingga Rp16.300 per dolar AS.

Sentimen Eksternal dan Domestik Pengaruhi Rupiah

Ibrahim menjelaskan bahwa tekanan terhadap rupiah berasal dari kombinasi faktor eksternal dan domestik. Dari sisi eksternal, pasar global saat ini diwarnai oleh kekhawatiran terhadap memburuknya kondisi fiskal Amerika Serikat. Penjualan obligasi pemerintah AS terus meningkat, dipicu oleh kekhawatiran akan naiknya tingkat utang negara tersebut.

Selain itu, ketegangan dagang antara AS dan Uni Eropa sedikit mereda setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa pemerintahannya menunda penerapan tarif sebesar 50% terhadap Uni Eropa hingga awal Juli 2025. Keputusan ini diambil setelah adanya dialog yang dianggap positif dengan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen. Sebelumnya, Trump sempat mengancam akan memberlakukan tarif tersebut mulai awal Juni 2025 karena lambatnya perkembangan negosiasi dagang antara kedua pihak.

Dari dalam negeri, penguatan nilai tukar rupiah turut didukung oleh kinerja positif Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Berdasarkan data Kementerian Keuangan, hingga akhir April 2025 APBN mencatatkan surplus sebesar Rp4,3 triliun atau setara 0,02% dari produk domestik bruto (PDB). Capaian ini menjadi titik balik setelah tiga bulan berturut-turut mengalami defisit.

Surplus tersebut didorong oleh percepatan pendapatan negara yang melampaui realisasi belanja pemerintah. Pendapatan negara tercatat sebesar Rp810,5 triliun atau 27% dari target tahunan, sedangkan realisasi belanja negara mencapai Rp806,2 triliun atau sekitar 22,3% dari total pagu anggaran tahun 2025.

Sumber: Bisnis.com/Sn

Scroll to Top