Jakarta|EGINDO.co Nilai tukar rupiah kembali mengalami penguatan hari ini seiring dengan melemahnya dolar Amerika Serikat (AS) akibat berbagai faktor global. Pada penutupan perdagangan Kamis (20/2), rupiah tercatat berada di level Rp16.337 per dolar AS, menguat sebesar 13 poin atau 0,08 persen.
Analis Pasar Uang, Ariston Tjendra, menjelaskan bahwa indeks dolar AS kembali turun ke bawah level 107, bergerak di kisaran 106,50. Pelemahan dolar terjadi akibat ketidakpastian terkait kebijakan tarif impor yang akan diterapkan oleh mantan Presiden AS, Donald Trump.
“Trump menunda beberapa kenaikan tarif impor, termasuk terhadap Kanada dan Meksiko. Selain itu, ia juga menyatakan kemungkinan adanya kesepakatan dagang baru antara AS dan Tiongkok pada Rabu lalu,” ujar Ariston, Jumat (21/2).
Menurutnya, pernyataan tersebut memberikan sentimen positif terhadap aset berisiko, termasuk mata uang negara berkembang seperti rupiah. Selain itu, data ekonomi AS yang dirilis semalam menunjukkan hasil di bawah ekspektasi, yang semakin menekan dolar AS.
Beberapa data yang berkontribusi terhadap pelemahan dolar AS antara lain klaim tunjangan pengangguran dan indeks manufaktur wilayah Philadelphia, yang hasilnya lebih buruk dari perkiraan pasar.
“Rupiah yang menguat pagi ini berpotensi menguji level Rp16.240 per dolar AS. Sementara itu, level resistensi diperkirakan berada di kisaran Rp16.350,” pungkas Ariston.
Sumber: rri.co.id/Sn