Jakarta|EGINDO.co Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini, Rabu, 5 Februari 2025, dibuka menguat sebesar 0,25% atau 41 poin ke level Rp16.310 per dolar AS. Penguatan ini sejalan dengan tren positif yang dialami oleh beberapa mata uang Asia lainnya, seperti yen Jepang yang menguat 0,6%, dolar Taiwan naik 0,32%, won Korea Selatan meningkat 0,04%, dan peso Filipina yang naik 0,41%.
Pada perdagangan sebelumnya, Selasa, 4 Februari 2025, rupiah ditutup menguat 0,59% atau 97 poin ke posisi Rp16.351 per dolar AS. Indeks dolar AS juga mengalami penurunan 0,31% ke posisi 108,545.
Pengamat forex, Ibrahim Assuaibi, memproyeksikan bahwa pada perdagangan hari ini, Rabu, 5 Februari 2025, rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.300 – Rp16.360.
Beberapa sentimen yang memengaruhi pergerakan rupiah antara lain keputusan Presiden AS Donald Trump yang menunda rencana penerapan tarif perdagangan terhadap Kanada dan Meksiko. Namun, tarif 10% terhadap China masih akan diberlakukan di kemudian hari. Selain itu, kekhawatiran mengenai suku bunga AS yang tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, terutama setelah data inflasi indeks harga PCE yang kuat pekan lalu, turut memengaruhi pasar. The Fed telah mengisyaratkan bahwa inflasi yang kuat akan mengurangi dorongan untuk terus memangkas suku bunga.
Dari dalam negeri, Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada awal 2025 mencatatkan kinerja solid dengan ekspansi di level 51,9, meningkat 1,37% dari posisi Desember 2024 di level 51,2. Kenaikan ini mencerminkan ekspansi aktivitas konsumsi dan dunia usaha yang konsisten sejak akhir tahun lalu.
Secara keseluruhan, pergerakan nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh kombinasi faktor eksternal dan internal. Kebijakan perdagangan dan suku bunga AS, serta data ekonomi domestik seperti PMI Manufaktur, menjadi faktor penentu utama dalam pergerakan mata uang ini.
Sumber: Bisnis.com/Sn