Jakarta|EGINDO.co Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan signifikan pada awal perdagangan pekan ini. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah turun 0,97 persen atau 157 poin, sehingga berada di posisi Rp16.462 per dolar AS. Sebelumnya, pada penutupan perdagangan Jumat (31/1/2025), rupiah juga tercatat melemah sebesar 0,30 persen atau 48 poin ke level Rp16.304 per dolar AS.
Pelemahan ini dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap kebijakan tarif impor yang akan diberlakukan oleh Presiden AS, Donald Trump, terhadap sejumlah negara, termasuk Meksiko, Kanada, dan China. Kebijakan tersebut dijadwalkan mulai berlaku pada Selasa, 4 Februari 2025.
Analis Pasar Uang, Ariston Tjendra, menjelaskan bahwa keputusan Trump mengenai kenaikan tarif impor tersebut memicu kecemasan di pasar keuangan global. Hal ini mendorong investor beralih ke aset yang lebih aman, salah satunya dolar AS. Akibatnya, indeks dolar AS menguat tajam ke level 109,70 dari sebelumnya di kisaran 108,50.
“Indeks dolar yang melonjak tajam juga memberi tekanan pada pasar saham Asia pagi ini. Kekhawatiran akan adanya pembalasan dari negara-negara yang terkena kebijakan tarif ini semakin meningkatkan ketidakpastian di pasar,” ujar Ariston, Senin (3/2/2025).
Selain itu, kebijakan tarif impor ini berpotensi menyebabkan kenaikan harga barang konsumsi di AS, karena meningkatnya biaya impor dari negara-negara tersebut. Jika inflasi di AS meningkat, Federal Reserve (The Fed) kemungkinan besar akan menunda pemangkasan suku bunga acuan, yang semakin memperkuat posisi dolar AS di pasar global.
Dengan kondisi ini, rupiah diperkirakan masih berisiko melemah lebih lanjut menuju kisaran Rp16.400 per dolar AS, dengan level support berada di sekitar Rp16.250 per dolar AS.
Sumber: rri.co.id/Sn