Jakarta|EGINDO.co Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada Kamis, 21 November 2024. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah tercatat turun 0,39% atau 62,5 poin, berada di level Rp15.933 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS justru melemah 0,08% ke posisi 106,514.
Di kawasan Asia, pergerakan mata uang menunjukkan tren beragam. Yen Jepang, yuan Tiongkok, dolar Singapura, won Korea Selatan, dan baht Thailand masing-masing mengalami penguatan. Sebaliknya, mata uang seperti ringgit Malaysia, rupee India, peso Filipina, dan dolar Taiwan mengalami pelemahan terhadap dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak fluktuatif sepanjang hari ini dan berpotensi ditutup melemah dalam rentang Rp15.800 hingga Rp15.890. Pada perdagangan sebelumnya, Rabu (20/11), rupiah ditutup di level Rp15.871, melemah 26 poin dibandingkan hari sebelumnya di level Rp15.844.
Menurut Ibrahim, pelemahan rupiah dipengaruhi oleh sejumlah faktor global, termasuk ketidakpastian geopolitik dan dinamika ekonomi di Amerika Serikat. Bank Indonesia (BI), dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 19-20 November 2024, memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI rate) di level 6%. Keputusan ini konsisten dengan langkah menjaga inflasi dalam target 2,5% ±1% untuk tahun 2024 dan 2025.
Selain menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, BI juga menerapkan kebijakan makroprudensial yang longgar guna mendorong pertumbuhan kredit, khususnya di sektor prioritas seperti UMKM dan ekonomi hijau. Di sisi lain, kebijakan sistem pembayaran diarahkan untuk mendukung sektor perdagangan, memperkuat infrastruktur, serta memperluas digitalisasi layanan pembayaran.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan ekonomi nasional di tengah tekanan eksternal yang meningkat.
Sumber: Bisnis.co/Sn