Jakarta|EGINDO.co Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih berada di bawah tekanan pada pagi ini, meskipun mengalami sedikit penguatan kemarin.
Pernyataan Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell, di hadapan Kongres AS kemarin kurang memberikan keyakinan kepada pasar mengenai kebijakan suku bunga acuan. Powell menegaskan bahwa the Fed tidak akan segera menurunkan suku bunga acuan, menunggu data inflasi yang lebih komprehensif.
Di sisi lain, pelaku pasar menantikan data inflasi konsumen AS yang akan dirilis Kamis malam ini. Proyeksi pasar menunjukkan data inflasi kemungkinan tetap tinggi, mencerminkan tantangan inflasi yang masih relevan.
Di dalam negeri, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Perry optimistis bahwa rupiah akan menguat ke depannya, dengan perkiraan nilai tukar tahun 2024 berada dalam kisaran Rp15.700-Rp16.100 per dolar AS.
Namun, analis pasar seperti Ariston Tjendra mengindikasikan kemungkinan pelemahan rupiah jika the Fed menunjukkan kecenderungan untuk menurunkan suku bunga acuan.
Hari ini, rupiah berpotensi untuk melemah lebih lanjut menuju level Rp16.300, dengan support terdekat diperkirakan berada di sekitar Rp16.220 per dolar AS.
Sumber: rri.co.id/Sn