Rupiah Kembali Menguat, Pasar Nantikan Keputusan The Fed dan Data PDB Indonesia

ilustrasi
ilustrasi

Jakarta|EGINDO.co  Nilai tukar rupiah kembali menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan Selasa pagi. Mengacu pada data Bloomberg, rupiah terapresiasi sebesar 0,08 persen atau 12 poin, menjadi Rp16.388 per dolar AS, setelah sehari sebelumnya ditutup menguat hingga Rp16.401 per dolar AS.

Kenaikan ini memperpanjang tren positif rupiah sejak awal pekan. Pada perdagangan Senin (4/8), mata uang Garuda mencatatkan apresiasi signifikan sebesar 0,68 persen atau 112 poin terhadap dolar AS.

Menurut Analis Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana, potensi penguatan nilai tukar rupiah masih terbuka dalam waktu dekat. Ia memperkirakan rupiah akan bergerak dalam rentang Rp16.270 hingga Rp16.420 per dolar AS sepanjang hari ini.

“Rupiah masih memiliki ruang untuk menguat, seiring dengan membaiknya sentimen pasar terhadap kemungkinan penurunan suku bunga oleh The Fed,” ujar Fikri dalam catatan risetnya, Selasa (5/8).

Sentimen Global dan Domestik Pengaruhi Rupiah

Beberapa faktor eksternal dan domestik menjadi penopang apresiasi rupiah:

  1. Data Ketenagakerjaan AS yang Melemah
    Laporan ketenagakerjaan AS pada Juli menunjukkan hasil di bawah ekspektasi pasar. Hal ini mendorong ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) dapat segera memangkas suku bunga acuannya. Pernyataan dari Presiden Federal Reserve Bank of San Francisco, Mary C. Daly, yang menyebut adanya peluang pemangkasan suku bunga, turut memperkuat sentimen tersebut. Menurut Daly, pendekatan hati-hati diperlukan guna menjaga momentum ekonomi tanpa menciptakan tekanan inflasi baru.

  2. Data Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia
    Di sisi domestik, pelaku pasar tengah menanti rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk kuartal II-2025 yang dijadwalkan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini. Fikri memperkirakan laju pertumbuhan PDB kemungkinan lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya yang tercatat 4,87 persen, berada di bawah target pemerintah sebesar 5 persen.

Dukungan dari Penguatan Regional

Mengutip Bisnis.com, rupiah juga mendapat dorongan dari tren penguatan mayoritas mata uang Asia terhadap dolar AS. Yen Jepang, won Korea Selatan, dan dolar Taiwan turut mencatatkan apresiasi serupa, seiring dengan spekulasi pelonggaran kebijakan moneter di Amerika Serikat.

Sementara itu, menurut data Bank Indonesia yang dirilis melalui Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), kurs rupiah pada hari ini tercatat menguat ke posisi Rp16.385 per dolar AS, dari posisi sebelumnya di Rp16.427 (sumber: Bank Indonesia & Bisnis.com).

Kesimpulan

  • Rupiah menguat tipis di awal perdagangan Selasa, melanjutkan tren positif dari hari sebelumnya.

  • Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed menjadi faktor utama pendorong sentimen positif.

  • Rilis data PDB Indonesia kuartal II-2025 menjadi fokus perhatian pelaku pasar hari ini.

  • Dukungan dari mata uang Asia lainnya turut memperkuat posisi rupiah terhadap dolar AS.

Sumber: rri.co.id/Sn

Scroll to Top