Rupiah Diproyeksikan Melemah setelah Menguat Dua Hari

Seorang petugas memegang uang rupiah di atas tumpukan uang dolar AS, di tempat penukaran valuta asing.
Seorang petugas memegang uang rupiah di atas tumpukan uang dolar AS, di tempat penukaran valuta asing.

Jakarta|EGINDO.co Nilai tukar rupiah diproyeksikan melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), setelah menguat dua hari kemarin. Dalam penutupan perdagangan Selasa sore, rupiah menguat 30 poin atau 0,19 di posisi Rp15.780 per dolar AS.

“Rupiah berpotensi melemah setelah data ekonomi Amerika Serikat semalam menunjukkan perekonomian AS yang cukup solid. Data Jumlah Lowongan Pekerjaan Bulan Desember menunjukkan, kenaikan 9,02 juta melebihi ekspektasi 8,75 juta,” kata Analis Pasar Uang Ariston Tjendra dalam analisisnya, Rabu (31/1/2024).

​​Selain itu, tambahnya, data Tingkat Keyakinan Konsumen AS bulan Januari juga naik di posisi 114,8 dibandingkan sebelumnya, 114,2. Data-data ini bisa menjadi pertimbangan Bank Sentral AS untuk tidak terburu-buru memangkas suku bunga acuan.

Baca Juga :  Rupiah Diproyeksikan Masih Melemah Dipengaruhi Perdagangan

“Kemudian, jelang pengumuman kebijakan The Fed dini hari nanti, pelaku pasar bisa saja mengambil sikap wait and see. Sikap yang bisa menekan rupiah,” ujarnya.

Pagi ini, lanjutnya, rilis data Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Tiongkok bulan Januari masih menunjukkan kontraksi 49,2. Menurut Ariston, data ini juga bisa memberikan sentimen negatif ke rupiah.

Ariston juga mencermati pelaksanaan Pemilu yang makin dekat. Menurutnya, meski Indonesia sudah melewati banyak Pemilu dengan damai, tapi Pemilu ini juga mendorong sebagian pelaku pasar wait and see. 

“Pasar menunggu kejelasan siapa pemimpin baru dan kebijakan perekonomian dan investasinya. Jadi bisa menyumbang efek negatif ke aset berisiko seperti rupiah,” ucapnya.

Baca Juga :  Kemenperin-Pupuk Kaltim Cetak SDM Industri Kompeten di Timur Indonesia

Ia memperkirakan, potensi pelemahan rupiah hari ini ke arah Rp15.850. Sedangkan potensi support di kisaran Rp15.770 rupiah per dolar AS.

Untuk pasar modal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan akan melanjutkan penguatannya. Dalam penutupan perdagangan Selasa sore, IHSG menguat 35,04 poin atau 0,49 persen ke level 7.192.

Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas Fanny Suherman mengatakan, kenaikan disertai aksi beli oleh asing, Rp449 miliar. Saham yang paling banyak dibeli asing adalah BMRI, BBCA, BBNI, GOTO, dan TLKM.

“Hari ini IHSG berpotensi bergerak menguat kembali. Level resistance IHSG di posisi 7.230-7.250 dan level support di 7.130-7.150,” kata Fanny.

Sumber: rri.co.id/Sn

Bagikan :
Scroll to Top