Rupiah Diprediksi Menguat Ditopang Data Tenaga Kerja AS

Petugas gerai valuta asing menunjukkan lembaran uang kertas rupiah dan uang dolar AS.
Petugas gerai valuta asing menunjukkan lembaran uang kertas rupiah dan uang dolar AS.

Jakarta|EGINDO.co Rupiah diprediksi masih berpeluang melanjutkan penguatannya hari ini. Rabu kemarin, rupiah ditutup menguat 11 poin atau 0,07% di level Rp15.494 per dolar Amerika Serikat (AS).

“Peluang penguatan rupiah terhadap dollar AS masih terbuka hari ini. Disebabkan karena ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS yang didukung oleh rilis data tenaga kerja AS semalam,” kata Analis Pasar Uang Aristo Tjendra, Kamis (7/12/2023)

Data tenaga kerja AS yang dirilis pekan ini yaitu Data Non Farm Payrolls versi pihak swasta Automatic Data Processing (ADP). Untuk bulan November menunjukkan pertambahan jumlah pekerjaan yang di bawah ekspektasi pasar 103.000 dari ekspektasi 130.000.

“Angka yang di bawah ekspektasi tersebut bisa jadi dampak dari program suku bunga tinggi AS. Menurunnya data tenaga kerja ini bisa menurunkan inflasi AS ke depan,” ujar Ariston

Baca Juga :  Rupiah Diprediksi Melemah setelah Ditutup Menguat Tajam

Baca Juga: ​Rabu (5/12/2023) Rupiah Menguat, IHSG Lesu

Sehingga pasar berekspektasi the Fed bisa mulai melakukan pemangkasan suku bunga sebelum pertengahan tahun depan. Hasil survei CME FedWatch Tool menunjukkan kenaikan probabilitas untuk pemangkasan 25 basis poin dibandingkan kemarin, yaitu dari 40,6% menjadi 42,7%.

Data tenaga kerja AS lainnya akan dirilis malam ini dan besok malam. Para pelaku pasar masih akan memantau, yang akan mempengaruhi pergerakan dollar AS dan berimbas pada rupiah.

Ariston memprediksi potensi penguatan rupiah hari ini ke kisaran Rp15.450-15.400. Sedangkan potensi resistence di kisaran Rp15.500 per dollar AS.

Untuk indeks saham, IHSG diprediksi akan bergerak stagnan (sideways) dalam perdagangan hari ini. Rabu kemarin Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 13,45 poin atau 0,19% ke level 7.087.

Baca Juga :  Rupiah Diprediksi Masih Melemah Akibat Tekanan Eksternal

Tim analisis di BNI Sekuritas menyebutkan, Penurunan IHSG karena terjadi aksi jual saham oleh investor asing (net sell asing) sebesar Rp517 miliar Saham yang paling banyak dijual asing adalah BMRI, GOTO, BBRI, BBCA, dan UNTR.

“Hari ini IHSG berpotensi bergerak sideways di range 7.060-7.150. Level support IHSG berada di 7.060-7.070 dan level resist IHSG berada di 7120-7150,” kata Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas Fanny Suherman.

Sumber: rri.co.id/Sn

Bagikan :
Scroll to Top