Jakarta|EGINDO.co Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan bergerak fluktuatif namun berakhir melemah dalam rentang Rp16.840 hingga Rp16.900 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Selasa (29/4/2025).
Mengacu pada data Bloomberg, rupiah ditutup melemah pada perdagangan Senin (28/4/2025), dengan penurunan sebesar 0,15% atau 26 poin ke posisi Rp16.855 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat sebesar 0,26% ke level 99,7.
Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan bahwa pergerakan rupiah dipengaruhi oleh beragam sentimen, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Dari sisi eksternal, pasar tengah diliputi ketidakpastian akibat pernyataan yang saling bertentangan antara Presiden AS Donald Trump dan pemerintah Tiongkok terkait upaya meredakan ketegangan perang dagang.
Pernyataan terbaru dari Washington menyebutkan bahwa Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, tidak mendukung klaim Presiden Trump bahwa negosiasi dengan Tiongkok sedang berlangsung. Sebelumnya, Beijing juga telah membantah adanya pembicaraan aktif dengan pihak AS.
Ketidakpastian ini semakin diperkuat oleh hasil Pertemuan Musim Semi Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank), di mana sejumlah peserta menilai bahwa pemerintahan AS masih belum memiliki kesepahaman internal mengenai tuntutan terhadap mitra dagang yang terdampak tarif impor. Di sisi lain, pelaku pasar juga mencermati perkembangan pembicaraan nuklir antara Iran dan AS yang masih berlanjut di Oman pada pekan ini.
Dari dalam negeri, para pelaku pasar menunjukkan keraguan terhadap pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% pada tahun 2029 yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Target tersebut dinilai sulit tercapai apabila pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini tidak mampu menembus angka 5%, sebagaimana diperkirakan oleh sejumlah lembaga internasional.
Untuk mewujudkan target tersebut, Indonesia perlu menjaga konsistensi laju pertumbuhan ekonomi tahunan dengan rata-rata sekitar 6,76% sepanjang periode 2026 hingga 2029. Hal ini juga harus disertai dengan penguatan stabilitas makroekonomi, disiplin fiskal yang ketat, pengelolaan utang secara hati-hati, serta perluasan basis penerimaan pajak guna mendukung pendanaan program-program prioritas nasional secara berkelanjutan.
Dalam laporan terbarunya, IMF dan Bank Dunia secara kompak merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 menjadi 4,7%, turun dari sebelumnya 5,1%.
Dengan mempertimbangkan berbagai sentimen tersebut, Ibrahim memperkirakan bahwa nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak fluktuatif namun cenderung ditutup melemah di kisaran Rp16.840 hingga Rp16.900 per dolar AS.
Sumber: Bisnis.com/Sn