Rupiah Diprediksi Melemah di Tengah Kekhawatiran Inflasi AS

Lembaran uang rupiah dan uang dolar AS ditunjukkan oleh pegawai di sebuah gerai penukaran valas.
Lembaran uang rupiah dan uang dolar AS ditunjukkan oleh pegawai di sebuah gerai penukaran valas.

Jakarta|EGINDO.co Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Kamis (9/1/2025), diperkirakan akan mengalami fluktuasi dan cenderung ditutup melemah dalam rentang Rp16.200 – Rp16.270 per dolar AS. Tekanan terhadap rupiah ini muncul di tengah kekhawatiran pasar terhadap potensi meningkatnya inflasi di AS.

Pada penutupan perdagangan Rabu (8/1), rupiah terdepresiasi sebesar 0,42% atau 68 poin ke posisi Rp16.210,5 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS tercatat menguat 0,27% ke level 108,83.

Tren Pelemahan di Kawasan Asia

Selain rupiah, sejumlah mata uang di kawasan Asia juga menunjukkan tren pelemahan terhadap dolar AS:

  • Yen Jepang: melemah sebesar 0,13%.
  • Dolar Singapura: turun 0,19%.
  • Dolar Hong Kong: melemah 0,01%.
  • Dolar Taiwan: terdepresiasi 0,57%.
  • Won Korea Selatan: melemah 0,5%.
  • Yuan China: turun 0,05%.
  • Peso Filipina: melemah 0,44%.
  • Rupee India: melemah 0,15%.
  • Baht Thailand: terdepresiasi 0,27%.
Baca Juga :  Harga Emas Antam Stagnan di Rp1.404.000 per Gram
Faktor Penyebab Fluktuasi
Sentimen Eksternal

Kondisi ekonomi global, khususnya di AS, menjadi salah satu penyebab pelemahan nilai tukar. Data pasar tenaga kerja AS yang kuat, termasuk angka lowongan kerja dan indeks manajer pembelian (PMI) untuk Desember 2024, memunculkan kekhawatiran terhadap potensi inflasi yang tetap tinggi. Hal ini memberikan sinyal bahwa Federal Reserve (The Fed) kemungkinan besar tidak akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.

Dari sisi Tiongkok, pelaku pasar menanti rilis data inflasi Desember 2024 sebagai indikator penting untuk perekonomian. Pemerintah Tiongkok diproyeksikan akan meningkatkan belanja fiskal guna mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama menghadapi tantangan perdagangan dari kebijakan Presiden Donald Trump di AS.

Baca Juga :  Slafkovsky Bawa Slovakia Raih Kemenangan Pertama Di Beijing
Sentimen Domestik

Di dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2024 mencapai US$155,7 miliar, tertinggi sepanjang sejarah. Angka tersebut naik dibandingkan posisi pada akhir November 2024 sebesar US$150,2 miliar. Peningkatan cadangan devisa ini terutama didorong oleh penerimaan pajak, jasa, serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.

BI menyatakan cadangan devisa yang kuat ini mampu mendukung ketahanan sektor eksternal sekaligus menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan Indonesia.

Proyeksi Pergerakan Hari Ini

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memproyeksikan bahwa nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak fluktuatif. Namun, tekanan sentimen global dan domestik diperkirakan membuat rupiah berisiko ditutup melemah dalam rentang Rp16.200 – Rp16.270 per dolar AS.

Baca Juga :  Rupiah Diprediksi Konsolidasi, IHSG Berpotensi Rebound

Sumber: Bisnis.com/Sn

Bagikan :
Scroll to Top