Jakarta|EGINDO.co Nilai tukar rupiah diprediksi akan melakukan konsolidasi setelah beberapa hari ini melemah terhadap dolar AS. Sementara, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi rebound (menguat kembali).
Rupiah melemah 0,06 persen atau 9,5 poin pada penutupan perdagangan Senin kemarin. Nilai tukar rupiah pun menjadi Rp15.525 per dolar AS.
“Rupiah kelihatannya masih mengalami konsolidasi terhadap dolar AS hari ini. Pasar masih menunggu konfirmasi dari data inflasi konsumen AS yang akan dirilis Kamis malam,” kata Analis Pasar Uang Ariston Tjendra, Selasa (9/1/2024).
​Data inflasi menjadi faktor penting untuk proyeksi pemangkasan suku bunga acuan AS ke depan. Ariston mengucapkan, data tenaga kerja AS yang dirilis pekan lalu menunjukkan kinerja yang baik.
“Data tenaga kerja itu menurunkan ekspektasi soal pemangkasan akan dilakukan lebih cepat. Sehingga, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS dan dolar AS menguat akibat penurunan ekspektasi tersebut,” ujar Ariston.
Ia memprediksi, hari ini masih ada potensi pelemahan rupiah ke arah Rp.15.550. Sedangkan potensi penguatan rupiah di kisaran Rp15.480 per dolar AS.
Sementara itu, IHSG dalam penutupan perdagangan Senin, turun 67 poin atau 0,91 persen ke level 7.283,57. Penurunan IHSG disertai net buy (aksi beli) asing sebesar Rp765 miliar.
Saham yang paling banyak dibeli asing adalah BMRI, BBCA, BBNI, FILM dan TLKM. Tujuh sektor usaha menurun dalam perdagangan kemarin, yakni sektor bahan baku, barang infrastruktur dan sektor barang konsumen nonprimer.
Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas Fanny Suherman memprediksi, IHSG akan mencoba rebound. Level support IHSG berada di 7.250-7.280 dan level resist berada di 7.330-7.380.
“Perekonomian AS mencatatkan lebih banyak pekerjaan dibandingkan perkiraan pada Desember. Jumlah upah nonpertanian meningkat 216.000,” ucap Fanny, sembari menekankan faktor mempengaruhi sentimen pasar berimbas pada pergerakan indeks saham.
Ditambahkannya, tingkat pengangguran di AS stabil 3,7 persen, yang merupakan tanda lain dari berlanjutnya penguatan sektor tenaga kerja. Imbal hasil obligasi AS 10 tahun juga turun sekitar 3 basis poin, menjadi 4,01 persen.
Sumber: rri.co.id/Sn