Jakarta|EGINDO.co Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berpotensi melemah pada Selasa, 9 September 2025, menyusul perombakan kabinet yang menyertakan penggantian Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan.
Pada penutupan perdagangan Senin (8/9), rupiah justru menguat signifikan sekitar 0,75 persen atau 123 poin ke kisaran Rp 16.309 per dolar AS. Namun, para analis memperingatkan bahwa sentimen negatif berpeluang membalikkan tren itu dalam perdagangan hari ini.
Analis Pasar Uang, Lukman Leong, menyatakan, “Investor merespons negatif terhadap penggantian Sri Mulyani,” dan memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp 16.350–16.550 per dolar AS. Tim Mirae Asset Sekuritas turut mengkonfirmasi pelemahan sebagai reaksi atas pergantian tersebut.
Dari sisi eksternal, tekanan juga datang dari penguatan indeks dolar AS yang masih terbebani oleh prospek pemangkasan suku bunga oleh The Fed, sehingga menekan nilai tukar rupiah.
Beberapa media global mencatat reaksi pasar yang cukup tajam terhadap reshuffle ini:
-
Reuters melaporkan bahwa pengangkatan Purbaya Yudhi Sadewa menggantikan Sri Mulyani mengejutkan pasar. Beberapa analis khawatir kebijakan fiskal akan longgar, terlebih karena program ambisius pemerintah seperti subsidi makan sekolah dan kenaikan belanja pertahanan dinilai berpotensi memperlebar defisit anggaran.
-
AP News menyebutkan, pergantian menteri terjadi di tengah protes nasional terhadap tunjangan DPR dan harga kebutuhan hidup. Jatuhnya Sri Mulyani sebagai figur kunci transparansi dan disiplin fiskal menimbulkan kekhawatiran investor mengenai stabilitas ekonomi ke depan.
Kuota Perdagangan Rupiah Hari Ini
Hingga pagi ini, kurs rupiah di pasar spot dibuka melemah hingga level Rp 16.494 per dolar AS—penurunan sekitar 1,13 persen dari sebelumnya—menjadikannya mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia.
Reshuffle yang menempatkan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan baru telah memicu ketidakpastian pasar dan melemahkan rupiah. Meskipun penguatan sempat terjadi pada penutupan sebelumnya, sentimen global maupun domestik berpotensi membalikkan arah di perdagangan hari ini. Publik dan pelaku pasar kini menantikan sinyal kebijakan fiskal lanjutan dari pemerintah untuk meredam tekanan, termasuk respon Bank Indonesia terhadap volatilitas ini.
Sumber: rri.co.id/Sn