Rupiah Dilemahkan Menjelang Nota Keuangan APBN 2026

ilustrasi
ilustrasi

Jakarta|EGINDO.co Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Jumat, 15 Agustus 2025, cenderung menunjukkan pelemahan di tengah antisipasi pasar terhadap pidato kenegaraan Presiden Prabowo Subianto yang mencakup Nota Keuangan dan Rancangan APBN 2026.

Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.17 WIB, rupiah dibuka melemah sebanyak 31 poin atau 0,19% ke level Rp 16.146 per dolar AS, sementara indeks dolar AS terpantau melemah tipis 0,15% ke angka 98,10. Sebelumnya, pada Kamis (14/8), rupiah justru mengalami apresiasi sebesar 0,55% ke level Rp 16.133, sementara indeks dolar AS menguat sekitar 0,03%.

Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menyampaikan bahwa pergerakan rupiah dipengaruhi oleh kombinasi sentimen eksternal dan domestik. Dari sisi eksternal, laporan inflasi AS Juli yang meningkat menurutnya memperkuat ekspektasi pelaku pasar bahwa Federal Reserve berpotensi memangkas suku bunga pada pertemuan September mendatang. Faktor lain adalah pergantian Gubernur The Fed yang kemungkinan akan memberikan kelonggaran kebijakan pada paruh kedua 2025.

Selain itu, dinamika geopolitik global turut menjadi katalis. Rencana pertemuan antara Donald Trump dan Vladimir Putin untuk membahas konflik Rusia–Ukraina dinilai bisa meredakan ketegangan internasional, sehingga meningkatkan kepercayaan pasar, termasuk pada bursa saham global dan mata uang lainnya yang menantang dolar AS.

Tambahan Berita dari Sumber Terpercaya:

1.Menurut Antara, tingkat inflasi tahunan Amerika Serikat pada Juli 2025 mencapai 2,7%, lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 2,8%. Sementara itu, inflasi bulanan tercatat sebesar 0,2%, sesuai dengan prediksi. Data ini mendukung pandangan bahwa The Fed kemungkinan akan menurunkan suku bunga, seiring dengan penurunan tekanan harga dan meredanya ketegangan di pasar tenaga kerja.

2. Kontan mencatat bahwa pada perdagangan Kamis (14/8), rupiah berhasil menguat 0,54% ke level Rp 16.115 per dolar AS (spot) dan hingga 0,79% menjadi Rp 16.109 menurut JISDOR BI. Ibrahim Assuaibi menyebut bahwa pelemahan dolar AS sebagian besar disebabkan oleh data inflasi AS Juli yang menunjukkan kenaikan moderat. Meski demikian, pasar tetap optimistis karena kenaikan harga konsumen dinilai tidak signifikan—yang memperbesar peluang pemangkasan suku bunga The Fed. Untuk perdagangan Jumat, Ia memproyeksikan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup dalam rentang Rp 16.060–16.120 per dolar AS.

Sumber: Bisnis.com/Sn

Scroll to Top