Rupiah Berpeluang Menguat, Dipengaruhi Data Inflasi AS

ilustrasi
ilustrasi

 Jakarta|EGINDO.co Nilai tukar rupiah berpeluang menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS), Senin (1/4/2024). Peluang penguatan rupiah muncul dipengaruhi perkembangan data inflasi AS yang dirilis Jumat, akhir pekan kemarin.

“Data indikator inflasi AS yang dirilis hari Jumat kemarin, lebih rendah dari sebelumnya. Data Core PCE Price Index tercatat sebesar 0,3, lebih rendah dibandingkan sebelumnya sebesar 0,5 persen,” kata Analis Pasar Uang, Ariston Tjendra dalam analisisnya.

​Core PCE Price Index adalah indeks belanja personal inti yang mengukur perubahan harga barang dan jasa dibeli konsumen. Tetapi, makanan dan energi tidak termasuk dalam Core PCE Price Index.

Ariston menilai, indeks ini menjadi data kunci dalam mengukur perubahan tren pembelian dan inflasi. Data inflasi AS yang sedikit menurun bisa meningkatkan ekspektasi pasar, terkait pemangkasan suku bunga di AS tahun ini.

Baca Juga :  Emiten Sinarmas SOSS Catat Kenaikan Laba Lebih 100 Persen

Ekspektasi itu bisa menekan dolar AS. Imbasnya, mata uang lainnya berpotensi menguat.

“Faktor positif juga datang dari laporan data manufaktur (PMI) di Tiongkok hari minggu kemarin. PMI Tiongkok menunjukkan pertumbuhan di level 50,8 dimana bulan sebelumnya dirilis kontraksi di level 49,1,” ujar Ariston.

Ia menekankan, data ini bisa memberikan sentimen positif untuk aset berisiko termasuk nilai tukar emerging markets. Tapi, tekanan dolar AS terhadap rupiah kelihatan masih cukup tinggi.

Ariston melihat, ketegangan geopolitik masih bisa mendorong sebagian pelaku pasar masuk ke aset aman dolar AS. Dari dalam negeri sendiri, ada potensi inflasi yang juga bisa mempengaruhi nilai tukar rupiah.

“Potensi inflasi ke depan dengan wacana kenaikan PPN dan defisit current account juga membebani rupiah. Oleh karena faktor di atas bisa menahan penguatan rupiah lebih lanjut,” ucapnya.

Baca Juga :  Saham Tersandung, Investor Gelisah Jelang Data Inflasi AS

Potensi penguatan rupiah hari ini, tambah Ariston ke arah Rp15.800. Sedangkan potensi pelemahan ke arah Rp15.900 per dolar AS.

Sumber: rri.co.id/Sn

Bagikan :
Scroll to Top