Rupiah Berisiko Lanjutkan Pelemahan karena Sentimen Suku Bunga

ilustrasi
ilustrasi

Jakarta|EGINDO.co Rupiah berisiko melanjutkan pelemahan terhadap dolar AS, karena sentimen suku bunga. Nilai rupiah turun 92 poin (0,59 persen) menjadi Rp15.690 per dolar AS, pada penutupan perdagangan Senin pekan ini.

“Rupiah masih mungkin melemah pagi ini terhadap dolar AS. Faktor data inflasi Amerika Serikat yang dirilis pekan lalu masih menjadi pendorong penguatan dolar,” kata Analis Pasar Uang Ariston Tjendra dalam analisisnya, Selasa (19/3/2024).

​Ia menambahkan, inflasi di AS mengalami kenaikan dari 3,1 persen bulan sebelumnya, menjadi 3,2 persen di Februari 2024. Data ini masih menjadi faktor yang mempengaruhi, karena belum ada data ekonomi baru yang menggambarkan perkembangan ekonomi AS.

Ariston menambahkan, kondisi itu membuat pelaku pasar khawatir The Fed akan mengundurkan lagi waktu pemangkasan suku bunga acuannya. Sebab, The Fed mengacu pada data inflasi dalam menentukan kebijakan suku bunganya.

Baca Juga :  Rekomendasi Terkini Soal Masker Jelang Setahun Pandemi

“Selain itu, ketegangan geopolitik masih tinggi, akibat konflik Israel-Palestina dan konflik Rusia-Ukraina. Kondisi geopolitik yang memanas ikut mendorong penguatan dolar AS sebagai aset aman,” ujar Ariston.

Menurutnya, minat pasar terhadap aset berisiko terlihat menurun, dengan sebagian Indeks saham Asia terlihat bergerak negatif pagi ini. Situasi ini bisa memberikan tekanan ke rupiah sebagai aset berisiko.

“Pagi ini, potensi pelemahan rupiah ke arah Rp15.750. Sedangkan potensi support di sekitar Rp15.680 per dolar AS,” ucap Ariston menutup analisisnya.

Sumber: rri.co.id/Sn

Bagikan :
Scroll to Top