Astana | EGINDO.co – Pejabat Azerbaijan dan Amerika Serikat meyakini rudal darat-ke-udara Rusia menyebabkan jatuhnya pesawat penumpang Azerbaijan, demikian laporan media dan pernyataan seorang pejabat AS pada Kamis (26 Desember), sementara Kremlin memperingatkan terhadap “hipotesis” atas bencana tersebut.
Pesawat Azerbaijan Airlines jatuh di dekat kota Aktau, Kazakhstan, pusat minyak dan gas, pada Rabu setelah keluar jalur karena alasan yang tidak diketahui.
Tiga puluh delapan dari 67 orang di dalamnya tewas.
Pesawat Embraer 190 seharusnya terbang ke arah barat laut dari ibu kota Azerbaijan, Baku, ke kota Grozny di Chechnya, Rusia selatan, tetapi malah berbelok jauh dari jalurnya melintasi Laut Kaspia.
Investigasi sedang dilakukan, dengan situs web pro-pemerintah Azerbaijan, Caliber, mengutip pernyataan pejabat yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa mereka yakin rudal Rusia yang ditembakkan dari sistem pertahanan udara Pantsir-S menjatuhkan pesawat tersebut.
Klaim tersebut juga dilaporkan oleh The New York Times, penyiar Euronews, dan kantor berita Turki, Anadolu.
Beberapa pakar penerbangan dan militer mengatakan pesawat itu mungkin tidak sengaja ditembak oleh sistem pertahanan udara Rusia karena terbang di area tempat aktivitas pesawat nirawak Ukraina dilaporkan.
Seorang mantan pakar di badan investigasi kecelakaan udara BEA Prancis mengatakan tampaknya ada banyak kerusakan akibat pecahan peluru di reruntuhan pesawat.
Berbicara dengan syarat anonim, ia mengatakan kerusakan itu “mengingatkan” pada penerbangan Malaysia Airlines MH17, yang ditembak jatuh dengan rudal darat-ke-udara oleh pemberontak yang didukung Rusia di atas Ukraina timur pada tahun 2014.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan: “Adalah salah untuk membuat hipotesis apa pun sebelum kesimpulan investigasi.”
Serangan Dilaporkan
Euronews mengutip sumber pemerintah Azerbaijan yang mengatakan bahwa “serangan menghantam penumpang dan awak kabin saat meledak di samping pesawat di tengah penerbangan”.
Seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, juga mengatakan indikasi awal menunjukkan sistem antipesawat Rusia menghantam pesawat itu.
Kantor berita Kazakhstan, Kazinform, mengutip jaksa penuntut daerah yang mengatakan bahwa dua perekam penerbangan kotak hitam telah ditemukan.
Azerbaijan Airlines awalnya mengatakan pesawat itu terbang melewati sekawanan burung, sebelum menarik pernyataan tersebut.
Pejabat Kazakhstan mengatakan 38 orang tewas dan ada 29 orang yang selamat, termasuk tiga anak-anak.
Jalil Aliyev, ayah pramugari Hokume Aliyeva, mengatakan kepada AFP bahwa ini seharusnya menjadi penerbangan terakhirnya sebelum memulai pekerjaan sebagai pengacara untuk maskapai tersebut.
“Mengapa kehidupan mudanya harus berakhir begitu tragis?” kata pria itu dengan suara gemetar sebelum menutup telepon.
Sebelas korban luka berada dalam perawatan intensif, kata kementerian kesehatan Kazakhstan.
Hari Berkabung
Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev menyatakan hari Kamis sebagai hari berkabung dan membatalkan rencana kunjungan ke Rusia untuk pertemuan puncak informal Commonwealth of Independent States (CIS), sebuah kelompok negara-negara bekas Uni Soviet.
“Saya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban yang meninggal dalam kecelakaan itu… dan mendoakan agar yang terluka segera pulih,” kata Aliyev dalam unggahan di media sosial pada hari Rabu.
Situs web Flight Radar menunjukkan pesawat itu menyimpang dari rute normalnya, melintasi Laut Kaspia, lalu berputar-putar di atas area tempat pesawat itu akhirnya jatuh di dekat Aktau, pusat minyak dan gas di pantai timur laut itu.
Kazakhstan mengatakan pesawat itu membawa 37 penumpang Azerbaijan, enam warga Kazakh, tiga warga Kirgistan, dan 16 warga Rusia.
Korban Selamat Berlumuran Darah
Seorang wanita Kazakhstan mengatakan kepada kantor berita Radio Free Europe/Radio Liberty (RFE/RL) setempat bahwa dia berada di dekat tempat pesawat itu jatuh dan bergegas ke lokasi untuk menolong korban selamat.
“Mereka berlumuran darah. Mereka menangis. Mereka meminta bantuan,” kata wanita itu, yang menyebut namanya Elmira.
Ia mengatakan mereka menyelamatkan beberapa remaja.
“Saya tidak akan pernah melupakan ekspresi mereka, penuh rasa sakit dan putus asa,” kata Elmira. “Seorang gadis memohon: ‘Selamatkan ibuku, ibuku ada di sana’.”
Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan percakapan telepon dengan Aliyev dan “menyampaikan belasungkawa terkait kecelakaan itu”, kata Peskov dalam konferensi pers.
Sumber : CNA/SL