RI Jajaki Kerja Sama PLTN dengan Eropa, Airlangga: Kita Perlu Tahap Pembelajaran

ilustrasi
ilustrasi

Jakarta|EGINDO.co Pemerintah Indonesia terus mengembangkan upaya diversifikasi energi nasional. Salah satunya melalui penjajakan kerja sama pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dengan negara-negara di kawasan Eropa. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, saat kunjungan kerja di Paris, Prancis.

Menurut Airlangga, teknologi yang akan digunakan dalam proyek ini adalah Small Modular Reactor (SMR)—teknologi reaktor nuklir generasi baru yang dinilai lebih fleksibel, efisien, dan aman.

“Small modular reactor ini juga menjadi topik pembahasan dengan Amerika Serikat. Baik Amerika maupun Uni Eropa memiliki kesamaan pandangan bahwa nuklir termasuk energi non-terbarukan, namun menjadi bagian dari transisi energi bersih,” jelasnya kepada awak media, dikutip Kamis (17/7/2025).

Airlangga menegaskan bahwa Indonesia belum akan langsung membangun PLTN dalam skala besar. Menurutnya, pendekatan bertahap lebih tepat, mengingat kapasitas teknis dan sumber daya manusia Indonesia dalam bidang nuklir masih dalam proses penguatan. “Kita sudah menjalin nota kesepahaman dengan Amerika dan Jepang untuk pengembangan reaktor berskala 80 MW yang bisa diperluas nantinya. Ini menjadi proses pembelajaran bagi kita,” ujarnya.

Lebih lanjut, Airlangga mengungkapkan bahwa ketertarikan terhadap energi nuklir juga muncul dari negara-negara ASEAN lainnya. Dalam pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN baru-baru ini, Malaysia disebut telah mulai aktif membicarakan peluang kerja sama nuklir dengan Amerika Serikat.

“Kemarin dalam pertemuan ASEAN Foreign Minister Meeting, Menteri Luar Negeri Malaysia dan Secretary of State AS, Marco Rubio, juga mengangkat isu kerja sama nuklir. Ini menunjukkan bahwa negara-negara ASEAN mulai menunjukkan keseriusan dalam mengembangkan teknologi ini,” tuturnya.

Dari segi keekonomian dan keamanan, Airlangga menilai teknologi PLTN kini semakin kompetitif. “Beberapa negara telah membuktikan keandalan dan efisiensi PLTN, termasuk negara-negara Eropa, serta Korea Selatan, Jepang, dan Tiongkok. Bahan bakarnya bisa bertahan hingga 10 tahun sehingga biaya operasionalnya relatif murah,” jelasnya.

Meski begitu, Airlangga mengakui bahwa diskusi teknis dengan negara Eropa masih belum dimulai. “Saat ini kita belum masuk pada tahap teknis dengan Eropa,” tambahnya.

Sebagai informasi, mengutip Reuters (2024), sejumlah negara seperti Prancis dan Finlandia memang tengah mendorong kembali penggunaan tenaga nuklir sebagai sumber energi bersih untuk mengurangi emisi karbon. Di sisi lain, laporan IEA (International Energy Agency) menyebutkan bahwa reaktor modular kecil (SMR) dapat mempercepat transisi energi global karena skalanya yang memungkinkan pembangunan lebih cepat dan biaya yang lebih terjangkau.

Sumber: Tribunnews.com/Sn

Scroll to Top