Jakarta|EGINDO.co Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa untuk mewujudkan target net zero emission (NZE) pada tahun 2060, diperlukan investasi sebesar US$14,2 miliar atau sekitar Rp220,9 triliun.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi, menjelaskan bahwa dana tersebut akan dialokasikan untuk meningkatkan kapasitas listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) hingga mencapai 8,2 gigawatt (GW).
Selain itu, bauran energi terbarukan diharapkan dapat meningkat dari 13% menjadi 21% pada tahun depan.
Eniya menyebutkan bahwa untuk mencapai target kapasitas EBT pada tahun 2025, dibutuhkan dana investasi yang sangat besar.
Potensi sumber energi terbarukan di Indonesia sangat melimpah, mencakup energi surya (3.294 GW), angin (155 GW), air (95 GW), arus laut (63 GW), bahan bakar nabati (BBN) (57 GW), dan panas bumi (23 GW).
Khusus untuk sumber energi panas bumi, Eniya mengungkapkan bahwa pihaknya telah menawarkan pengembangan sektor ini kepada para investor.
Beberapa wilayah dengan potensi energi panas bumi yang besar telah ditawarkan dan sedang dikembangkan, sementara yang lainnya masih dalam tahap penawaran.
Pada tahun 2025, pemerintah berencana untuk membuka lima wilayah kerja panas bumi untuk survei pendahuluan dan eksplorasi, yakni Gunung Lawu (potensi sekitar 195 MW), Sipoholo Ria-Ria (35 MW), Cubadak – Panti (30 MW), serta dua tender wilayah kerja panas bumi, yaitu Telaga Ranu (85 MW) dan Wapsalit (46 MW).
Pemerintah berharap penawaran ini dapat menarik minat investor untuk mengembangkan potensi energi panas bumi di Indonesia.
Sumber: Bisnis.com/Sn