London | EGINDO.co – Revolut, perusahaan asal Inggris, pada hari Senin mengumumkan telah menyelesaikan penjualan saham sekunder dengan valuasi sebesar $75 miliar, melonjak 66 persen dari tahun lalu, dan menggarisbawahi pertumbuhan pesat perusahaan teknologi finansial paling berharga di Eropa tersebut.
Revolut yang berbasis di London menyatakan bahwa penjualan tersebut dipimpin oleh investor Coatue, Greenoaks, Dragoneer, dan Fidelity, sementara peserta lain termasuk perusahaan modal ventura Andreessen Horowitz, Franklin Templeton, dan divisi modal ventura Nvidia.
Valuasi tersebut, meskipun dilakukan di pasar swasta alih-alih pasar publik, menjadikan bisnis yang telah berdiri selama 10 tahun ini bernilai lebih tinggi daripada banyak bank yang terdaftar di bursa, termasuk Barclays dari Inggris, Societe Generale dari Prancis, dan Deutsche Bank dari Jerman.
Didirikan oleh CEO Nikolay Storonsky dan kepala teknologi Vlad Yatsenko, Revolut adalah yang paling sukses dari segelintir aplikasi jasa keuangan, atau “fintech”, yang muncul di seluruh Eropa dalam dekade terakhir, dengan lebih dari 65 juta pelanggan dan laba sebelum pajak yang melonjak 149 persen menjadi 1,1 miliar pound ($1,44 miliar) tahun lalu.
Valuasi Revolut telah melonjak. Valuasinya mencapai $45 miliar tahun lalu dan $33 miliar pada tahun 2021, menghasilkan kekayaan bagi karyawan dan investor awalnya.
Dalam sebuah pernyataan, perusahaan mengatakan ini adalah kelima kalinya mereka menawarkan kesempatan kepada karyawan untuk menjual saham.
“Saya ingin berterima kasih kepada tim kami atas tekad dan energi mereka, dan atas keyakinan mereka bahwa membangun pemimpin keuangan dan teknologi global dari Eropa adalah hal yang mungkin,” kata Storonsky, seorang miliarder yang tahun lalu pindah dari London ke Dubai.
Storonsky mengatakan prioritas utamanya adalah mendapatkan lisensi perbankan penuh untuk Revolut di Inggris, yang masih belum tercapai meskipun telah diupayakan selama bertahun-tahun.
Para analis mengatakan teknologi dan merek Revolut memiliki daya tarik yang signifikan, tetapi mereka juga mencatat bahwa Revolut masih menghasilkan banyak uang dari nasabah yang berdagang mata uang kripto dan dari pendapatan yang diperoleh melalui suku bunga yang lebih tinggi. Rata-rata simpanan nasabah jauh lebih rendah dibandingkan bank konvensional, dan para eksekutif mengakui terlalu sedikit nasabah yang menggunakannya sebagai rekening utama.
Revolut kini ingin bersaing dengan pemberi pinjaman konvensional besar dalam menawarkan kredit konsumen, hipotek, dan bahkan pinjaman bisnis. Revolut juga mempertimbangkan untuk mengakuisisi sebuah bank AS agar dapat berkembang di pasar tersebut.
Sumber : CNA/SL