Reservoir Ala Mahasiswa Guna Optimalkan Produksi Migas

praktikum
Praktikum mahasiswa UPER

Jakarta | EGINDO.co – Satuan Kerja Khusus Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan produksi minyak bumi di Indonesia tahun 2023 dapat mencapai 660.000 barel per hari, naik 34.000 barel per hari di tahun 2022. Kenaikan target produksi minyak dipicu kebutuhan energi mineral yang melonjak. Meskipun pada tahun 2022 Indonesia hanya mampu mencapai 86,34 persen target lifting.

Dampaknya, pemerintah Indonesia mesti menambah impor minyak. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah impor minyak mentah Indonesia mencapai 30,06 juta ton, naik 16,89 persen dibanding tahun sebelumnya. Impor hasil olahan minyak turut bertambah 23,15 persen dari tahun lalu sebanyak 18,84 juta ton.

Baca Juga :  Gerhana Bulan Diprediksi Terjadi 29 Oktober 2023

Untuk meningkatkan produksi migas, dibutuhkan inovasi untuk memanfaatkan potensi 1.726,6 juta ton minyak. Seperti inovasi yang digagas Harith Maulana, Katarina Novita Talo, Rahma Nazilah dan Zhorifah Aqilah yang tergabung dalam Tim Wina Rush Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Pertamina (UPER). Mereka menciptakan model reservoir untuk pengembangan produksi migas hingga 25 tahun kedepan.

“Reservoir menjadi tempat dimana cadangan migas terakumulasi untuk dapat diangkat menuju permukaan. Namun jumlah produksi migas reservoir di Indonesia semakin berkurang. Kami merancang skema pengembangan reservoir dengan mengelola kembali sumur yang telah ada, dengan penambahan lima sumur produksi baru dan enam sumur injeksi air untuk mendorong produksi migas,” kata Harith dalam siaran pers UPER yang dikirim kepada EGINDO.co kemarin.

Baca Juga :  7 Kereta Tercepat Di Dunia, Punya RI Langsung Di Peringkat 2

Skenario pengembangan reservoir milik Tim Wina Rush berhasil menghantarkan tim menjadi juara pertama dalam ajang ‘Reservoir Simulation Competition’ yang diselenggarakan oleh UPN Veteran Yogyakarta.

Dalam melakukan pemodelan reservoir tersebut, Tim Wina Rush melakukan sejumlah tahapan seperti melakukan inisialisasi dengan melakukan validasi model reservoir sesuai  data sebenarnya. Dari hasil tersebut, didapati error dengan nilai dibawah satu persen sebagai ketentuan dan pemodelan reservoir dapat dikembangkan lebih lanjut.

Simulasi model reservoir yang digagas Harith dkk terhitung efektif dalam menambah cadangan migas. Tim Wina Rush mendapatkan data pada inisialisasi, nilai Original Oil in Place (OOIP) sebesar 34,16 MMSTB dan tekanan sebesar 2.317 psi serta persentase nilai error tekanan yang hanya mencapai 0,7 persen. Sehingga hasil simulasi Tim Wina Rush tersebut menjadi efektif dalam melahirkan sebuah kebaruan model reservoir dalam memproduksi migas.

Baca Juga :  Shell Dalam Pembicaraan Jual SPBU Di Malaysia Ke Saudi Aramco

“Jadi dari hasil analisis tersebut kami menyusun skenario dalam pengembangan reservoir secara nyata untuk rencana produksi hingga 25 tahun kedepan,” kata Harith.

Harith dan lainnya mengatakan bahwa selama proses kompetisi tersebut, Tim Wina Rush telah mempersiapkan secara baik. Tim Wina Rush membagi peran setiap anggota tim dan mempelajari lebih banyak mengenai dasar-dasar reservoir sesuai dengan mata kuliah yang telah dipelajari semasa kuliah.@

Rel/fd/tim EGINDO.co

 

Bagikan :
Scroll to Top