Rencana Isolasi Pemain Australian Open Hadapi Gugatan Hukum

Rencana Isolasi Peserta Australian Open
Rencana Isolasi Peserta Australian Open

Jakarta | EGINDO.co – Pemilik apartemen di lokasi hotel mewah di Melbourne mengancam melakukan gugatan hukum terhadap rencana penyelenggara Australian Open yang berkeinginan memakai hotel tersebut untuk mengisolasi pemain menjelang turnamen Grand Slam awal musim ini, Reuters menyebutkan setelah mengutip laporan media lokal, Senin.

Pemilik apartemen di Westin Melbourne mengatakan bahwa mereka mengkhawatirkan kesehatan mereka dan tidak pernah menyetujui karantina petenis internasional di Westin, serta menuduh manajemen hotel menjebak mereka dengan rencana tersebut.

“Sungguh sangat arogan menempatkan kami seolah-olah ada kesepakatan yang sudah selesai. Ada masalah kesehatan masyarakat dan hukum substantif yang bahkan belum diperiksa,” kata salah seorang pemilik apartemen Mark Nicholson.

Baca Juga :  Harga Emas Antam Melonjak Rp9.000, Jadi Rp922.000/Gram

Ratusan petenis diperkirakan akan tiba di Melbourne pada pertengahan Januari dan menjalani isolasi wajib selama 14 hari sebagai bagian dari protokol COVID-19 sebelum Australian Open 8-21 Februari.

“Pada usia 84 tahun, saya termasuk dalam kelompok rentan dan cara mereka menerobos masalah ini tanpa ada upaya untuk berkonsultasi dengan kami sangatlah mengejutkan,” ujar Digby Lewis, pemilik apartemen lainnya di Westin.

“Saya dengan senang hati memberikan Rp138-277 juta untuk membantu gugatan hukum, karena itu sangat mengejutkan,” pungkasnya.

Manajemen Westin mengatakan rencana yang dinamai “COVID safe” itu telah diumumkan dengan perusahaan pemilik. Mereka memastikan seluruh penghuni apartemen tidak akan mengalami kontak dengan para staf atau tamu, dan akan menggunakan pintu masuk dan lift yang terpisah.

Baca Juga :  Mengenal Perbedaan Stres Dan "Parental Burnout"

“Lantai mereka akan tetap eksklusif sementara tidak akan ada retikulasi ventilasi di antara lantai,” kata Westin dalam sebuah pernyataan, Senin.

Tennis Australia selaku penyelenggara tidak memberikan komentar langsung saat dihubungi oleh Reuters di hari yang sama.

Melbourne, ibukota negara bagian Victoria, adalah pusat wabah COVID-19 gelombang kedua terbesar di Australia, dengan kasus awalnya muncul di dua hotel khusus isolasi untuk kedatangan internasional.

Lebih dari 18.000 infeksi tercatat di Victoria selama pandemi dengan hampir 800 kematian.

Victoria mencatat tiga kasus baru pada Senin, ketika pihak berwenang bergegas melacak kontak dekat dari wabah yang dimulai pada pertengahan Desember di daerah Pantai Utara Sydney @
Ant/sL

Bagikan :
Scroll to Top