Rekayasa One Way & Countraflow, Disesuaikan Dengan Trend Dijalan

ilustrasi countraflow
ilustrasi countraflow

Jakarta|EGINDO.co Dengan adanya kejadian kecelakaan di lokasi Contraflow km 58.600 arah ( Tol Jakarta – Cikampek ) yang melibatkan 3 ( tiga ) kendaraan Bus, mobil Grand Max dan terios dan mengakibatkan korban jiwa 12 ( dua belas ) orang meninggal dunia, apakah Contraflow masih perlu dilakukan ?

Pemerhati masalah transportasi dan hukum Budiyanto menjelaskan, semua tergantung perkembangan situasi dan kondisi ( trend yang terjadi di jalan ). Kejadian tersebut jangan selalu dilekatkan pada resiko pemberlakuan manajemen rekayasa dengan skema contraflow tapi tidak boleh juga menafikan segi positif yang lain.
Rekayasa dengan skema contrflow tujuannya disamping untuk meningkatkan kapasitas jalan arah tertentu juga memberikan ruang kepada arus yang berlawanan. Masih disiapkan ruang untuk mengakomodasi arus yang berlawanan.

Ia katakan, Pelaksanaan rekayasa contraflow yang dalam teknis pelaksanaan hanya mengambil sebagian lajur yang berlawanan memberikan ruang kepada kendaraan yang berlawanan masih tetap bisa melintas. Dengan masih adanya ruang bagi kendaraan berlawanan untuk melintas berarti ada kesempatan dan memberikan ruang keadilan. Hanya yang perlu menjadi perhatian bagi mereka yang menggunakan lajur contraflow untuk tetap berhati-hati dan mengurangi kecepatan kendaraan.

Baca Juga :  IHSG Terkoreksi Ikuti Pelemahan Indeks Saham Di Wall Street

Lanjutnya, Resiko sekecil apapun, harus diperhitungkan dengan cermat termasuk apabila kendaraan bermotor mengalami trouble. Dalam kondisi seperti ini, pasti pengemudi dihadapkan pada pilihan yang sulit yang harus diputuskan dengan cepat dan tepat. Apakah menepi ke lajur kanan atau menepi ke sebelah kiri dengan melakukan langkah- langkah mitigasi darurat.

Menepi kesebelah kanan sangat berisiko menurut Budiyanto, karena akan bersinggungan atau berhadapan dengan arus kendaraan yang datang dari arah berlawanan. Potensi kecelakaan sangat tinggi dan beresiko karena dapat berkonflik dengan kendaraan lain terutama kendaraan yang berlawanan.

Dijelaskannya, Sebaiknya dalam kondisi demikian tetap menepi ke kiri kemudian menyalakan lampu hazard/ isyarat tanda bahaya, memasang segitiga pengaman dengan jarak 50 meter dari kendaraan dan menghubungi dengan segera nomor darurat yang telah disiagakan. Dalam kondisi anda melewati penggal jalan contraflow, kunci utama tetap harus hati- hati karena terbatasnya ruang lalu lintas untuk satu arah dan pembatas jalan yang hanya menggunakan safety cone ( traffic cone ).

Mampu memprediksi situasi didepan dan membuat langkah- langkah antisipasi dengan cepat, tepat dan aman. “Prediksi tersebut dengan asumsi kapan kita berapa pada situasi normal, berada pada posisi Rekayasa One Way dan kapan berada pada posisi rekayasa contraflow,”tandasnya.

Baca Juga :  Sydney Hadapi Masa Paling Menakutkan Wabah Delta Covid-19

Ungkap Budiyanto, Pada posisi rekayasa contraflow inilah yang memerlukan konsentrasi penuh dan kehati- hatian karena kita masih berada pada ruas penggal jalan yang arus berlawanan masih berjalan. Rekayasa lalu lintas lain dengan perkembangan situasi yang dinamis dapat juga dilakukan sewaktu – waktu apabila ada trend perkembangan situasi lalu lintas. Apabila terjadi kepadatan arus lalu lintas pada ruas jalan arah tertentu kemudian ada alternatif jalan lain untuk dapat mengakomodir arus berlawanan bisa saja rekayasa dengan skema One way bisa dilaksanakan.

“Dengan demikian pada prinsipnya bahwa rekayasa lalu lintas dengan skema SSA ( sistem satu arah ) maupun CF ( countraflow ) dapat dilakukan dengan mempertimbangkan trend perkembangan situasi lalu lintas kekinian,”tutup mantan Kasubdit Bin Gakkum AKBP (P) Budiyanto,SH.SSOS.MH.

Baca Juga :  Serba-Serbi Memberi MPASI

@Sadarudin

Bagikan :