Jakarta|EGINDO.co Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah mencapai Rp116,94 triliun dari awal tahun 2024 hingga 31 Mei 2024.

Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 45,72 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yang hanya mencapai Rp80,25 triliun. Penyaluran ini dilakukan oleh 41 bank penyalur KUR kepada 1,99 juta debitur.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menjelaskan bahwa peningkatan penyaluran KUR ini mencerminkan keberhasilan program dalam mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia.

“Penyaluran KUR yang dilakukan oleh 41 bank pada tahun 2024 sampai dengan 31 Mei 2024 telah mencapai Rp116,94 triliun, meningkat 45,72 persen kepada 1,99 juta debitur,” ujarnya pada Senin (15/7/2024).

Dian menambahkan bahwa pemerintah dan OJK secara berkala mengevaluasi kompetensi dan kondisi bank penyalur KUR. Evaluasi ini penting untuk memastikan bahwa program KUR tidak hanya berfokus pada peningkatan jumlah penyaluran, tetapi juga pada efektivitas program dalam mendukung keberlanjutan UMKM di Indonesia dalam jangka panjang.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengkaji opsi perpanjangan restrukturisasi kredit terdampak COVID-19 khusus untuk KUR.

Menurutnya, kelompok menengah ke bawah lebih membutuhkan perpanjangan restrukturisasi kredit ini.

“Kami sedang mengkaji kebijakan KUR. Awalnya ditujukan untuk kelas menengah, tetapi terlihat bahwa kelompok menengah ke bawah lebih membutuhkannya,” kata Airlangga pada Kamis (11/7/2024).

Airlangga juga menyebutkan bahwa sektor perbankan saat ini cukup tahan banting sehingga mampu menghadapi kemungkinan dicabutnya kebijakan restrukturisasi kredit.

“Perbankan cukup resiliens, sehingga kebijakan restrukturisasi kredit mungkin akan difokuskan pada KUR secara spesifik,” tutupnya.

Sumber: rri.co.id/Sn