Jakarta | EGINDO.co – Asia Pulp & Paper (APP) Sinarmas dan Balai Besar Penelitian Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BBPBPTH-KLHK) bekerjasama dalam mengembangkan pusat sumber daya genetik spesies Ramin untuk mendukung upaya konservasi spesies Ramin yang masih tersisa. Kemitraan tersebut merupakan inisiatif konservasi Ramin pertama oleh sektor swasta di Indonesia.
Adanya Kerjasama tersebut menurut mantan Wakil Ketua Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI), Rusli Tan kepada EGINDO.co Jum’at (19/2/2021) di Jakarta satu langkat maju dan tepat karena APP Sinarmas sudah teruji dalam mengelola hutan dan juga Balai Besar Penelitian Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BBPBPTH-KLHK) tidak diragukan lagi dalam hal konservasi spesies tanaman hutan.
Memang, kata Rusli Tan, berdasarkan data Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tahun 2018, spesies Ramin (Gonystylus bancanus) diproyeksikan akan terancam punah. Hal itu tercatat penurunan tajam populasi pohan Ramin di Indonesia yang penyebarannya kini meninggalkan sisa-sisa populasi yang terfragmentasi.
Menurut Rusli Tan, negara Indonesia ternyata mengelola hutan sangat baik bila dibandingkan dengan negara lain. Hal itu ditandai dari pengelolaan hutan yang baik itu menjadikan Indonesia sebagai penghasil bubur kertas (Pulp) yang baik pula. Dikatakannya, pengelolaan hutan yang baik akan memberikan peluang besar bagi perkembangan pulp dan kertas Indonesia. “Sangat terbuka peluang Indonesia menjadi raja pulp dan kertas dunia bila pengelolaan hutan yang baik terus dilakukan oleh Indonesia,” katanya.
Selain itu, menurutnya isu sustainability tidak dapat dipisahkan dari suatu kegiatan bisnis termasuk untuk industri pulp dan kertas, sekaligus juga akan mendukung strategi Pemerintah yang pro-poor, pro-job, pro-growth dan pro-environment. “Pembangunan berkelanjutan membutuhkan konsep dan tata kelola pembangunan yang baik, termasuk indikator keberhasilan dan cara pengukuran, pelaporan serta proses verifikasinya (MRV). Pembangunan di Indonesia saat ini juga ditentukan oleh seberapa besar sinergi dan kemitraan yang dapat dilakukan oleh pemerintah, sektor bisnis dan masyarakat,” kata Rusli Tan.
Dijelaskannya, peluang itu ada mengingat populasi dunia yang diproyeksikan akan tumbuh sebesar 30% menjadi 9 milyar penduduk pada tahun 2050 mendatang akan mempengaruhi pertumbuhan kebutuhan terhadap pangan, energi, air, tempat tinggal dan kertas. Pertumbuhan penduduk katanya sangat signifikan akan memberikan dampak baik yang positif dengan industri pulp dan kertas karena kebutuhan kertas diprediksikan akan meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk tersebut. “Namun, kondisi tersebut juga harus diimbangi dengan pertumbuhan industri yang berkelanjutan sehingga permintaan dan suplai tidak terganggu,” ujarnya.
Sejalan dengan hal itu, Rusli Tan mengatakan kalangan industri pulp dan kertas memiliki peran yang penting untuk memberikan solusi jangka panjang yang praktis, efektif dan terukur untuk memenuhi tantangan global yakni dengan tetap mempertimbangkan kelestarian lingkungan, perkembangan sosial dan pertumbuhan ekonomi sehingga berkembang bisnis yang berdaya saing tinggi dan berkelanjutan. @
Fd/TimEGINDO.co