Ramah Lingkungan, Kertas Inovasi Dari APP Sinarmas

Foopak Bio Natura
Foopak Bio Natura

Jakarta | EGINDO.co – Sinarmas melalui Asia Pulp & Paper (APP) Sinarmas terus berupaya untuk mengembangkan produk kemasan kertas yang ramah lingkungan. Hasilnya, melalui penelitian yang komprehensif, APP Sinarmas resmi meluncurkan kemasan kertas ramah lingkungan yakni Foopak Bio Natura. Demikian dikutip EGINDO.co dari laman asiapulppaper.com

Dijelaskan, Foopak Bio Natura telah tersertifikasi EN13432 dari pengujian berstandar Eropa dan Internasional, serta terbukti dapat terurai dalam 12 minggu. Hal itu membuktikan komitmen Sinarmas dalam kelestarian lingkungan dan ekosistem berkelanjutan.

Saat ini, Foopak Bio Natura sudah diproduksi dan digunakan sebagai alternatif kemasan makanan berbahan kertas yang dapat didaur ulang, sehingga tidak memenuhi tempat pembuangan akhir (TPA) seperti kantong plastik.

Baca Juga :  Emiten Kertas Indah Kiat Cetak Penjualan Rp114,58 Triliun

Untuk itu berbagai penghargaan telah diterima oleh Foopak Bio Natura, di antaranya adalah Sustainability Product of The Year oleh BIG Awards 2018. Ada pula penghargaan Green Supply Chain Award oleh SDCE Awards 2018 dan Product of the Year dari Environmental Leader Awards 2019.

Dijelaskan terciptanya Foopak Bio Natura mendapat dukungan para stakeholder terkait, khususnya pelaku bisnis kuliner dan para konsumen agar memilih kemasan makanan yang dapat didaur ulang dan sejak 2017, kemasan ramah lingkungan itu telah diperjualbelikan ke berbagai produsen makanan dan minuman di seluruh dunia.

Informasi yang dihimpun menyebutkan adanya Foopak Bio Natura dilatarbelakangi kampanye pengurangan sampah plastik yang makin gencar. Terlebih berdasarkan data Statista Institut Pertanian Bogor, Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik nomor dua tertinggi dunia setelah China.

Baca Juga :  APP Sinarmas, Produksi Pulp Dan Kertas Paling Terintegrasi

Sejalan dengan itu, pemerintah Indonesia telah memiliki misi mengurangi sampah plastik sebesar 30 persen sampai 2025 mendatang. Di kota besar seperti Bali dan Jakarta, semua restoran sudah harus meniadakan sedotan plastik dan kantong plastik sekali pakai dikenai biaya tambahan. Begitu juga dengan di Jakarta dimana kantong plastik sama sekali ditiadakan. Hal itu sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 142 tahun 2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan pada pusat perbelanjaan, swalayan, dan pasar rakyat.

Kemudian, Produksi paper cups di seluruh dunia mencapai 320 miliar per tahun pada 2018. Jika disejajarkan, panjangnya setara perjalanan pulang-pergi 33 kali dari Bumi ke Bulan. Angka itu terus naik seiring tren konsumsi makanan dan minuman dengan cara take away atau delivery. Padahal berdasarkan data, hanya 1 persen dari 320 miliar paper cups yang bisa didaur ulang karena susahnya memisahkan lapisan plastik.@

Baca Juga :  APP Group Tawarkan Solusi Kemasan Kertas Khusus untuk Industri Makanan

Bppc/TimEGINDO.co

Bagikan :
Scroll to Top